REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat naik pesawat, penumpang akan disambut oleh pramugari. Penumpang mungkin berasumsi bahwa senyum ramah itu hanya sekadar "sopan santun" dari pramugari, namun sebenarnya lebih dari itu.
Ini adalah prosedur yang sangat umum untuk semua pesawat komersial, tapi mengapa demikian? Dalam video yang diunggah awal tahun ini, seorang pramugari menjelaskan alasan mereka mengamati setiap penumpang saat menaiki pesawat. Dalam postingan di akun TikToknya, Kat Kamalani, membagikan video yang menjelaskan rutinitas awak kabin saat menaiki pesawat yang penuh dengan penumpang yang bersemangat.
Hal ini dilakukan bukan karena mereka mengkritik pilihan pakaian penumpang. Dalam videonya, dia menjelaskan ada beberapa alasan mengapa mereka menatap tajam ke arah penumpang saat naik. Dan sebagian besar dari mereka berupaya memastikan kita semua berada dalam kondisi seaman mungkin.
"Pernahkah Anda naik pesawat dan melihat pramugari berdiri di sini menyambut Anda? Atau pramugari yang berjalan mondar-mandir di lorong?," ujar Kamalani mengatakan dalam klip itu seperti dilansir laman Ladible, Rabu (23/11/2023).
"Baiklah, saya akan memberi tahu Anda apa yang sebenarnya kami lakukan," ujarnya.
Jadi, ketika Anda berjalan di pesawat dan melihat wajah pramugari yang bahagia dan tersenyum, pramugari sebenarnya melihat penumpang dari atas (rambut) hingga ke bawah (ke kaki). Awak kabin mencoba mencari Able Bodied Passenger (ABP). ABP merupakan penumpang yang bepergian sendiri atau bersama penumpang lain yang kondisinya bugar secara fisik. ABP diharapkan dapat membantu jika terjadi kondisi darurat di pesawat.
"Misalnya personel militer, pemadam kebakaran, perawat, dokter," kata dia.
Jadi, jika terjadi keadaan darurat, seperti keadaan darurat medis atau terpaksa akan mendaratkan pesawat atau ada pelanggaran keamanan, awak kabin akan tahu siapa yang ada di pesawat dan siapa yang bisa membantu mereka.
Tapi, mereka juga mencari satu hal lagi. Selain mencari barang-barang yang tidak boleh masuk dalam pesawat seperti sekotak cairan, mereka juga mencari kemungkinan perdagangan manusia. “Hal ini banyak terjadi dan keselamatan penumpang adalah prioritas nomor satu kami,” ujar Kamalani.