Selasa 21 Nov 2023 21:05 WIB

Lemak Perut Berlebih Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Lemak visceral berkaitan dengan banyak masalah kesehatan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Alzheimer (ilustrasi).
Foto: www.pixabay.com
Alzheimer (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lemak perut atau lemak visceral berlebih bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit alzheimer. Penumpukan lemak visceral di dalam tubuh tak hanya bisa dialami oleh orang bertubuh gemuk, tetapi juga orang dengan berat badan yang sehat.

Lemak visceral merupakan jenis lemak yang berada di dalam rongga perut. Keberadaan lemak visceral sebenarnya berfungsi untuk melindungi organ-organ yang ada di dalam perut. 

Baca Juga

Namun dalam jumlah yang berlebih, lemak visceral bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, strok, dan diabetes tipe 2.

Studi terbaru yang dipresentasikan pada Radiological Society of North America menemukan bahwa keberadaan lemak visceral yang berlebih juga dapat berkaitan dengan risiko penyakit Alzheimer. Studi ini dilakukan karena tim peneliti menilai bahwa lemak visceral berlebih berkaitan dengan dua kondisi di dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Dua kondisi yang dimaksud adalah peradangan sistemik di dalam tubuh dan kadar insulin yang tinggi. Menurut peneliti sekaligus neuroradiologist dari Washington University School of Medicine, Dr Cyrus Raji, kedua hal tersebut berperan dalam kemunculan penyakit Alzheimer.

Studi ini melibatkan 54 partisipan berusia 40-60 tahun yang dinyatakan sehat secara kognitif. Para partisipan memiliki rerata indeks massa tubuh 32. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, indeks massa tubuh 30 ke atas dapat dikategorikan sebagai obesitas.

Selama studi berlangsung, tim peneliti mengukur parameter kesehatan para partisipan melalui sejumlah pemeriksaan. Sebagian di antaranya adalah pemeriksaan kadar gula darah dan insulin.

Tim peneliti juga melakukan pemindaian MRI terhadap para partisipan untuk menakar jumlah lemak subkutan (lemak di bawah kulit) dan lemak visceral pada para partisipan. Pemindaian MRI pun dilakukan untuk mengukur ketebalan cortex atau lapisan terluar otak yang berperan dalam mengatur sejumlah fungsi, seperti fungsi bicara, persepsi, ingatan jangka panjang, dan pembuatan keputusan. Pada kasus penyakit Alzheimer, cortex biasanya akan menipis seiring dengan berkembangnya penyakit.

Pemeriksaan lain yang dilakukan oleh tim peneliti terhadap para partisipan adalah pemindaian PET. Pemindaian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein tau dan amyloid di dalam otak para partisipan. Kadar tau dan amyloid yang tinggi berkaitan dengan penyakit Alzheimer.

Studi menemukan semakin banyak lemak....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement