REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bersama rumah produksi Reborn Intiatives mengangkat kisah perjuangan pendiri HMI, Prof Lafran Pane. Aktor Dimas Anggara didapuk menjadi pemeran utama yang menokohi karakter seorang Lafran Pane dalam film berjudul Lafran ini.
Produser film Lafran, Deden Ridwan, mengatakan, Dimas dipilih telah melalui proses diskusi panjang serta penjiwaannya yang sangat sesuai. Bahkan, ketika berbincang dengan salah satu pimpinan HMI cabang Yogyakarta, Dimas sangat fasih menceritakan perjalanan hidup Prof Lafran.
“Dimas bertemu salah satu Ketua HMI cabang Yogya, dia bisa menceritakan latar kisah siapa itu Prof Lafran, dia masuk menjiwai. Demikian juga sutradaranya, dia menjiwai, dia mengkaji, dia bisa menjelaskan siapa Lafran,” ucap Deden dalam perilisan trailer dan poster film Lafran di Gedung KAHMI Center, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Menurut dia, Dimas telah inframe dalam perspektif sosok Prof Lafran Pane. “Kalau udah masuk ke dalam cerita, masuk ke dalam alurnya, dia akan lebih klop, lebih menikmati, maka aktingnya tidak dibuat-buat. Tentu didukung juga dengan track record-nya sebagai aktor, itu sudah pasti,” kata Deden lagi.
Ia merasakan bagaimana tantangan penting memerankan Prof Lafran Pane sebagai ikon yang merawat keindonesiaan dan keislaman dalam satu tarikan napasnya, mampu dibawakan Dimas. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menyaksikan film ini pada 5 Februari 2024 mendatang, tepat sepekan sebelum Pilpres 2024.
Kisah awal film ini, dimulai ketika Lafran harus kehilangan dua perempuan tercintanya, sang ibu yang meninggal saat usianya dua tahun dan sang nenek yang juga meninggal beberapa tahun kemudian. Ia merasa kehilangan dua perempuan penting dalam hidupnya itu, seperti kehilangan kemudi.
Ayahnya, Sutan Pangurabaan, yang juga merupakan tokoh pergerakan di Sumatra Utara, terlalu sering bepergian hingga Lafran harus tinggal bersama kakaknya. Pada usia muda itulah Lafran menjadi pemberontak terhadap kondisi ketidakadilan yang menuntutnya harus pindah ke berbagai sekolah.
Sempat menjadi petinju jalanan juga, akhirnya kedua kakaknya, Sanusi dan Armijn Pane, menyarankan untuk menghasilkan karya lewat energi pemberontakan yang dimiliki Lafran. Perjalanan Lafran dari Tapanuli Selatan ke Jakarta hingga Yogyakarta, telah mewarnai perubahan cara pandang Lafran dalam berjuang.
Idealisme Lafran kian menguat, prinsip hidupnya ditegakkan, sehingga membuatnya memiliki visi besar dalam memperjuangkan keindonesiaan. Dari semua pertentangan dan gesekan yang dihadapinya, akan diperlihatkan bagaimana Lafran tetap menguatkan hatinya untuk menegakkan HMI.
Selain Dimas Anggara, film ini juga akan dibintangi sederet bintang, seperti Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Lala Karmela, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Farandika, dan Nabil Lunggana. Film Lafran disutradarai Faozan Rizal, yang juga merupakan sutradara film Habibie & Ainun. Faozan juga sering bekerja sama dengan Hanung Bramantyo sebagai sinematografer.