REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar bedah onkologi dari Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia dr I Gusti N Gunawan mengatakan benjolan di leher berasal dari kelenjar tiroid punya tanda khas. Benjolan tersebut akan bergerak ke atas saat pasien menelan.
"Pasien datang dengan keluhan benjolan di leher sisi depan yang saat menelan benjolan bergerak ke atas. Itu khas berasal dari kelenjar tiroid," kata dia dalam RS Medistra HealthTalk: All About Kanker Tiroid yang digelar daring, Kamis (16/11/2023).
Gunawan yang kini menjabat sebagai Kepala Divisi Bedah Onkologi Departemen Klinik Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo itu menuturkan selain benjolan di leher yang bergerak ke atas saat seseorang menelan, biasanya pasien tidak mengalami perubahan kulit di bagian leher atas.
Ini, sambung dia, berbeda dengan benjolan akibat penyebab lain semisal abses yakni kumpulan nanah yang terasa nyeri dan tampak kemerahan atau infeksi.
"Umumnya tidak disertai perubahan kulit di atasnya. Berbeda bila karena abses, infeksi, biasanya selain benjolan, ada kemerahan pada kulit di atasnya," tutur Gunawan.
Tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar yang ada di dalam di tubuh, berfungsi menghasilkan suatu hormon tiroksin, untuk mengatur metabolisme seluruh sel dalam tubuh. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu, dia terdiri atas dua lobus yakni kanan dan kiri.
Pada daerah belakang kelenjar tiroid ada empat kelenjar kecil-kecil yang berfungsi mengatur metabolisme kalsium. Selain itu di kiri dan kanan ada saraf yang berfungsi agar seseorang bisa bersuara.
Menurut dia, sebagian pasien yang datang dengan keluhan benjolan di tiroid biasanya ditemukan oleh pasien itu atau ditemukan tak sengaja saat skrining.
"Kalau kita ketemu benjolan di leher sebenarnya ada banyak penyebabnya. Ada dari kelenjar getah bening, kelenjar air liur, semua itu kalau membesar akan bermanifestasi sebagai benjolan," demikian kata dia.
Merujuk pada Kementerian Kesehatan, pembengkakan kelenjar tiroid yang umumnya menyebabkan benjolan pada leher bisa menyebabkan pasien mengalami perubahan suara, kesulitan bernapas dan menelan, serta rasa sesak pada tenggorokan. Di sisi lain, benjolan ini bisa padat atau cair dan dapat berupa tumor jinak atau kista.