Rabu 15 Nov 2023 19:41 WIB

Psikolog Ungkap Cara Hindari Fenomena Barcode Korea

Orang tua perlu menjadi sosok ideal bagi anak remajanya.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Indira Rezkisari
Psikolog tegaskan perlu kerja sama semua pihak dalam menghadapi fenomena Barcode Korea.
Foto: Pixabay
Psikolog tegaskan perlu kerja sama semua pihak dalam menghadapi fenomena Barcode Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah meyakini perilaku 'Barcode Korea' yang sedang viral bisa dihindari dngan baik. Perilaku yang masuk kategori menyakiti diri sendiri tersebut tengah tren di kalangan anak muda.

Meskipun dapat diminimalisasikan, Hudaniah menegaskan, perlu kerja sama semua pihak dalam menghadapi fenomena 'Barcode Korea'. "Harus ada kerja sama semua pihak dari orang tua, keluarga dekat sampai pemerintah," kata Hudaniah saat dihubungi Republika, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga

Orang tua misalnya harus menjadi sosok ideal untuk anak-anaknya. Mereka harus berusaha bagaimana anak merasa aman dan nyaman dekat dengannya. Dengan demikian, anak dapat dengan bebas bercerita apapun kepada orang tuanya.

 

Khusus pemerintah, mereka sebenarnya dapat berperan dalam menyeleksi informasi yang beredar di lini massa. Saringan informasi itu penting agar pesan yang merusak generasi muda dapat diantisipasi.

Selain itu, pemerintah dan sekolah juga dapat berusaha untuk mengajarkan pendidikan literasi guna menyaring informasi. Langkah ini penting mengingat orang dewasa pun terkadang mudah terjerumus informasi yang salah. Sebab itu, dia mendorong agar literasi dalam menyaring informasi di media perlu digencarkan sehingga anak dapat terhindar dari hal-hal tidak diinginkan.

Adapun untuk menyembuhkan tindakan menyakiti diri sendiri, pelaku juga dapat menggiatkan kegiatan fisik dengan berolahraga. Menurut dia, fisik yang tidak digerakkan dapat memperburuk situasi sehingga tindakan menyakiti diri sendiri akan muncul kembali. Selain berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog, pelaku juga dapat berinteraksi dan bertukar pikiran dengan orang luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement