Rabu 15 Nov 2023 16:27 WIB

Anak Andika Kangen Band Diduga Diintimidasi Orang Tua Murid Hingga Alami Trauma

Anak Andika Kangen Band diduga mengalami intimidasi di sekolahnya.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Vokalis Kangen Band, Andika Mahesa. Andika bercerita soal dugaan intimidasi dan perundungan yang dialaminya putranya yang berusia 7 tahun.
Foto: Instagram/@babang_andikamahesa.
Vokalis Kangen Band, Andika Mahesa. Andika bercerita soal dugaan intimidasi dan perundungan yang dialaminya putranya yang berusia 7 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Andika Kangen Band menyampaikan kegeramannya di media sosial (medsos). Buah hatinya yang berusia 7 tahun diduga mengalami intimidasi dari salah satu orang tua murid di sekolahnya.

Hal itu menyebabkan anak Andika mengalami trauma, bahkan hingga sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. “Dijawab kan ‘Ya namanya anak-anak’. ‘Kalau Ibu masih ninggi terus, ini kan masalahnya bukan anak-anaknya tapi Bapaknya. Ini Ibu baca dulu surat laporan dari Polres, Andika ngelapor’. Baru turun itu emak-nya,” ujar Andika dalam sebuah video yang ia unggah di akun Instagram miliknya.

Baca Juga

Istri dari laki-laki yang membentak anaknya Andika itu pun langsung membawa-bawa tempat asal mereka yang sama-sama dari Lampung. “Ya kebetulan, kalau sama dari Lampung biar lebih enak perangnya. Gue nggak pernah marah sama orang,” kata Andika yang tetap merasa kesal.

Andika dan kepala sekolah melihat video CCTV yang memperlihatkan anaknya ditunjuk-tunjuk oleh orang tua murid tersebut, sembari dimaki dengan kalimat kasar seperti ‘mau dipatahin batang lehernya’. Bahkan, kepala sekolah yang melihat video tersebut ikut menangis.

Kalimat itu tentunya sangat tidak pantas diucapkan kepada anak-anak, apalagi kepada anak orang lain. Saking geramnya, Andika menantang orang tua murid itu untuk bertarung di ring tinju saja, padahal dirinya tidak pernah membusungkan dada meskipun semua orang mengenalnya sebagai publik figur.

Andika juga membuat Insta Story yang menceritakan kronologi anaknya dibentak-bentak. Ia mengaku sedang berada di luar kota, sementara ada acara di sekolah anaknya dengan didampingi orang tua. Sang anak didampingi oleh asisten rumah tangganya.

Tiba-tiba, anaknya dipanggil oleh orang tua murid tersebut lantas dimaki-maki. Alasannya hanya karena sebuah mainan, yang menurut Andika, seharusnya dikomunikasikan dulu ke guru. Bukannya langsung memarahi anak orang lain, apalagi sampai mebentak dan memaki. 

“Meski hati saya teriris dan sempat marah, namun saya sadar sebagai warga negara yang baik. Saya mempercayai bahwa institusi penegak hukum atau kepolisian, adalah tempat terbaik untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Andika.

Tindakan ini, kata dia, sebagai contoh juga agar ke depan tidak ada lagi orang tua murid yang sembarangan memarahi anak orang lain, apalagi pada anak yang masih berusia tujuh tahun. “Saya yakin kekerasan meski verbal terhadap anak saya ada akibat hukumnya,” ucap Andika. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement