Ahad 12 Nov 2023 16:36 WIB

Konser Emas God Bless, Bukti Eksistensi Musik yang tak Lekang oleh Usia

Muri mendaulat God Bless sebagai band tertua yang masih eksis di panggung musik.

Rep: Sadly Rachman/ Red: Qommarria Rostanti
Grup musik God Bless saat menggelar konser God Bless 50 Konser Emas di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (10/11/2023) malam.
Foto: Dok. Megapro Communication
Grup musik God Bless saat menggelar konser God Bless 50 Konser Emas di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (10/11/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Grup musik rock God Bless berhasil menapaki usia emasnya. Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, band yang terdiri atas Ahmad Albar (vokalis), Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bas), Abadi Soesman (kibor), dan Fajar Satritama (drum) ini merayakan momen berharga itu dengan menggelar “God Bless 50 Konser Emas”.

Konser yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta, tersebut menggandeng Tohpati Orchestra. Konser Godblees dibuka oleh penampilan grup musik Padi Reborn.

Baca Juga

"Suatu kehormatan bagi kami (Padi Reborn) bisa menjadi bagian dari sejarah malam ini," ujar vokalis Padi, Fadly, pada Jumat (10/11/2023) malam. 

Ada pula band Kotak featuring Eet Sjahranie membawakan lagu “Srigala Jalanan”, Kaka Slank mendendangkan lagu “Zakia”, Anggun C Sasmi melantunkan lagu “Mimpi“, dan lady rocker Indonesia, Nicky Astria, mengemas lagu “Panggung Sandiriwara” dengan tempo lebih cepat.

Di penampilan inti, God Bless mengawali aksinya dengan lagu “Musisi”. Tembang yang dirilis pada 1980 ini mampu menggetarkan seisi Istora pada malam itu. Northstar Entertainment selaku promotor cukup berhasil mengemas konser tersebut bersama dukungan tata suara dan cahaya memukau dari Mata Elang Productions serta organized apik dari Megapro Communication.

Selain mengawinkan musik rock dengan orkestra besutan ciamik musisi Tohpati, gelaran itu juga menggabungkan visual perjalanan bermusik Godblees dari masa ke masa. Hal itu membuat penggemar Godblees asal Jakarta, Rena (30), menitikkan air mata. “Aku teringat ayah yang sudah berpulang, sejak kecil aku biasa dengar lagu-lagu Godblees dari ayah," kata dia seusai lagu “Syair Kehidupan” dilantunkan.

Meski dalam suasana hingar bingar khas God Bless, Ahmad Albar tak lupa menyampaikan keprihatinannya terhadap saudara-saudara yang sedang tertimpa tragedi kemanusiaan di Palestina. "Semoga Palestina segera merdeka!,” kata Iyek sapaan akrabnya sebelum mengumandangkan lagu “Maret 1989”.

God Bless tampil memukau dengan total 18 lagu dengan total durasi 2,5 jam. Karena alasan kesehatan, Pemain bas, Donny Fatah, hanya muncul memainkan dua lagu pembuka. Setelah itu, posisi Donny dilanjutkan oleh Arya Seyadi (pemain bas yang kini bersama grup musik Voodoo). Aksi Ian Antono CS tuntas dengan sangat apik dan mampu menuntaskan rindu 4.000 penggemar yang tumbuh pada era 1980-1990an di tengah lebatnya hujan yang mengguyur Jakarta.

Eksistensi God Bless

Proses panjang bermusik Ahmad Albar dan kawan-kawan selama 50 tahun tentu bukan hal yang mudah dilewati. Sejak Mei 1973 nama Godblees tercetus, bongkar pasang personel terjadi. 

Sejumlah nama musisi besar pernah berada di sejarah perjalanan God Bless. Mereka di antaranya Dedy Dores, Tedy Sujaya, Keenan Nasution, Yockie Suryo Prayogo, Gilang Ramadhan, Yaya Muktio, dan Eet Sjahranie.

Eksistensi Godbless adalah suatu keniscayaan. Hal itu menjadi perhatian Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mendaulatnya sebagai grup band tertua yang masih eksis di awal jelang konser emas Godblees. Perwakilan Muri, Andre, menyerahkan penghargaan tersebut kepada Manager Godblees era 70-an, Hendra Lie. 

"Terima kasih. Saya mewakili God Bless untuk menerima penghargaan dari Muri. Mohon doanya semoga konser emas 50 Godblees malam ini sukses,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement