REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan gastrohepatologi Dr dr Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) mengatakan baterai menjadi salah satu benda asing yang bisa tertelan secara tak sengaja oleh anak. Insiden ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna.
"Di antaranya jaringan menjadi rusak. Kalau terjadi kerusakan maka akan terjadi peningkatan morbiditas, tingkat kesakitan dan mortalitas, tingkat kematian terkait baterai," kata dia dalam sebuah seminar media yang digelar daring, Kamis (9/11/2023).
Baterai berdasarkan ukurannya terbagi dua yakni besar dan kecil. Di antara keduanya, baterai koin besar dikatakan lebih berbahaya karena diatemernya lebih besar sehingga meningkatkan kemungkinan tersangkut di kerongkongan sehingga berkontak terus dengan jaringan.
Akibatnya jaringan menjadi rusak karena terus menempel dengan baterai yang memiliki tegangan dan merusak jaringan tersebut, sehingga jaringan itu lebih koyak dan bahkan bisa berlubang. "Sementara baterai kalau dia kecil masuk langsung ke dalam, semoga kontaknya dengan jaringan tidak terlalu lama, sehingga bisa langsung turun ke bawah," kata Ariani.
Di sisi lain, kata dia, baterai yang baru memiliki risiko cedera tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan baterai yang sudah habis karena tegangannya masih ada. Cedera bahkan masih bisa berlanjut setelah baterai tidak ada lagi di dalam tubuh.
Ariani mengatakan, cedera yang terjadi antara lain perforasi esofagus yakni kondisi ketika ada lubang di kerongkongan, struktur atau saluran cerna menyempit, kelumpuhan pita suara dan komplikasi serius lainnya. "Beberapa pasien saya yang tertelan baterai kemudian tersangkut mereka suaranya menjadi serak dan tidak bisa kembali lagi. Meskipun pada saat awal tertelan ditangani dengan sangat baik," kata dia. Selain baterai, benda asing lain yang juga umumnya tak sengaja tertelan oleh anak yakni baterai serta cairan berbahaya semisal minyak tanah, air aki, sabun pencuci piring dan soda api.