Selasa 31 Oct 2023 02:46 WIB

Ibu Hamil Perlu Waspadai Faktor Keturunan Strok dalam Keluarga

Anak dengan stroke bawaan dari lahir bisa saja terkena serangan di usia 15-20 tahun.

Ibu hamil (Ilustrasi). Ibu hamil harus mewaspadai adanya faktor keturunan stroke dalam keluarga.
Foto: Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Ibu hamil harus mewaspadai adanya faktor keturunan stroke dalam keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr dr Rakhmad Hidayat SpS(K) MARS mengatakan ibu hamil harus mewaspadai adanya faktor keturunan strok dalam keluarga dengan selalu memenuhi gizi dan rutin minum vitamin.

“Kalau ibu hamil, asam folat, vitamin D itu mau nggak mau diminum, dan ibu hamil dapat gizi yang cukup dan baik, konsultasi dengan dokter kebidanan agar memastikan bayinya sehat,” ucap Rakhmad dalam diskusi daring tentang strok yang diikuti di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Baca Juga

Dokter yang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia ini mengatakan anak yang memiliki strok bawaan dari lahir bisa saja terkena serangan saat berumur di bawah 15-20 tahun.

Ia juga menegaskan jika dalam keluarga baik dari pihak ayah dan ibu memiliki riwayat penyakit strok ataupun berbagai faktor risikonya seperti diabetes dan kolesterol tinggi, ibu yang sedang hamil harus waspada dan menjaga kehamilannya.

Selain itu, jika anak sudah lahir, ada beberapa teknik khusus di mana dokter dapat mendeteksi kapan akan terjadinya strok dengan melakukan pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA). “Itu untuk mendeteksi ada atau tidak gangguan di pembuluh darahnya, kalau keluarga ada yang berisiko itu mau atau tidak mau dilakukan,” katanya.

Namun, ia menganjurkan pemeriksaan menggunakan MRA dilakukan saat anak berusia sekitar 10 atau 20 tahun karena biasanya harus dibius. Selain itu juga ada teknik dengan tindakan operasi dimana menyambung pembuluh darah luar ke dalam (bypass) untuk menangani sumbatan pembuluh darah.

Pengobatan yang dilakukan pun hanya untuk mengobati keluhan yang muncul, bukan mengobati faktor genetik yang sudah ada. Sehingga anak dengan faktor risiko strok harus menjaga pola hidupnya dengan tidak merokok, menjaga kadar gula darah dan menjaga berat badan agar tidak menjadi obesitas.

“Faktor risiko itu tidak bisa diubah, jadi meskipun dia tidak punya faktor risiko dia tetap punya peluang untuk strok itu sudah pasti kalau tidak perbaiki gaya hidup,” ucap Rakhmad.

Stroke bisa muncul kapan saja tanpa ada gejala. Penyakit ini bisa menyerang tulang belakang, ataupun mata yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat. Pingsan atau kejang merupakan salah satu tanda strok yang bisa dilihat dalam waktu kurang dari 24 jam dan biasanya terjadi selalu mendadak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement