REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa penonton Amerika Serikat (AS) dari kalangan Gen Z yang berusia 10 hingga 24 tahun ingin melihat lebih sedikit adegan seks. Faktanya, sebagian kecil (51 persen dari 1.500 orang yang disurvei) mengatakan mereka ingin melihat lebih banyak konten tentang hubungan platonis dan persahabatan.
Meskipun 47,5 persen mengatakan seks tidak diperlukan di sebagian besar acara TV dan film, 44 persen merasa romansa digunakan secara berlebihan. Selain itu, 44 persen mengatakan setuju dengan pernyataan yang mengatakan mereka lebih memilih membersihkan toilet daripada berkencan daring.
Hal yang mungkin lebih mengejutkan adalah mayoritas responden (56 persen) lebih suka menonton cerita orisinal dibandingkan cerita waralaba, adaptasi, dan remake. Setidaknya ada satu kesamaan yang mereka miliki dengan penonton yang lebih tua.
Berikut beberapa temuan lain dari studi:
1. Stereotipe rasial dalam acara sangat tidak disukai. Faktanya, menampilkan orang kulit berwarna yang memerankan penjahat atau memerankan karakter dengan sifat negatif juga tidak disukai.
2. Gen Z menganggap media sosial sebagai media autentik dan Tiktok dianggap sebagai platform paling autentik.
3. Tema favorit mereka adalah konten yang penuh harapan dan membangkitkan semangat dengan orang-orang yang mampu mengatasi rintangan dan orang-orang yang relate dengan kehidupan mereka.
Dilansir Hollywood Reporter, Kamis (26/10/2023), penelitian ini dilakukan setelah film komedi No Hard Feelings karya Jennifer Lawrence mulai ditayangkan di Netflix. Film itu memicu perdebatan di media sosial tentang adegan telanjang pemenang Oscar tersebut dan apakah hal itu perlu dilakukan.