REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap orang pasti pernah merasa lelah, energi terkuras, buang air besar lebih sering, kehabisan nafas, atau benar-benar merasa kelelahan luar biasa.
Namun apakah ada sesuatu dalam kehidupan di abad ke-21 mulai dari kecanduan layar, budaya kerja sampingan, hingga pola pikir yang selalu aktif yang membuat seseorang semakin lelah, atau justru lebih memperhatikannya? Dan kapan seseorang harus mulai khawatir?
“Jawaban sederhananya adalah kita perlu membedakan antara kelelahan satu dengan lainnya,” kata Kepala Sleep and Circadian Neuroscience Institute Oxford University, Prof Russell Foster, melansir The Guardian, Senin (23/10/2023).
Kelelahan biasa dapat disembuhkan dengan tidur yang cukup. Sementara ada juga kelelahan yang biasanya merupakan penanda kondisi kesehatan yang mendasarinya. “Jadi jika cukup tidur tetapi terbangun dengan perasaan lesu kronis dan tidak dapat berfungsi dengan baik, maka segera temui dokter,” ujar dia.
Tetapi masalah-masalah tersebut cenderung muncul bersamaan dengan gejala-gejala lain. Anemia (ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah atau hemoglobin untuk kebutuhan), dapat menyebabkan kelemahan atau sesak napas.
Ada juga kelelahan karena diabetes dapat menyebabkan rasa haus dan penurunan berat badan signifikan. Kelenjar tiroid yang kurang aktif (yang berarti proses metabolisme tidak diatur dengan baik), juga sering kali menyebabkan kelemahan dan kelelahan, namun dapat muncul bersamaan dengan penambahan berat badan dan depresi.
Namun bagaimana jika seseorang hanya lelah saja? Mungkin sudah tidur selama tujuh hingga delapan jam (atau sedang berusaha tidur) namun jadi khawatir kegelisahan di malam hari, atau disfungsi ritme sirkadian, membuat mata kabur dan lelah di siang hari?
Hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa rekomendasi tradisional sering kali terlalu sederhana. “Saat ini, semua orang merasa neurotik terhadap delapan jam kerja mereka, namun penelitian mengambil nilai rata-rata,” kata Direktur Klinis Bupa Health, Dr Luke Powles.
Kisaran waktu tidur yang sehat mungkin paling sedikit enam jam atau paling banyak 10 jam. Memang benar, berbagai penelitian menyatakan bahwa jika seseorang tidur lebih atau kurang dari delapan jam, akan mengalami penurunan harapan hidup, namun banyak dari penelitian tersebut tidak melihat status kesehatan pesertanya.
Maka, satu nasihat bagus adalah jika kita merasa lelah di siang hari, tidurlah lebih awal. Namun bagaimana jika kita menduga bahwa masalahnya bukan soal durasi tidur? “Hal yang perlu dipahami adalah banyak orang tidak memiliki masalah tidur, mereka mengalami masalah stres atau kecemasan,” kata Foster.
Powles merekomendasikan untuk memanfaatkan waktu siang hari sebaik-baiknya, menghabiskan waktu di luar ruangan dan tetap aktif, untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu hilangkan stres.
Tentu saja semua rekomendasi umum lainnya masih berlaku seperti jangan membawa ponsel di kamar tidur, jangan minum satu liter kopi pun pada pukul 6 sore. Namun, secara realistis, jika satu-satunya masalah adalah kelelahan, cobalah tidur lebih awal.