Rabu 18 Oct 2023 11:05 WIB

Olahraga Malam Picu Serangan Jantung, Benarkah?

Waktu terbaik untuk olahraga malam adalah pukul 18.00 sampai 20.00.

Rep: Desy Susilawati / Red: Friska Yolandha
Olahraga futsal (ilustrasi). Benarkah olahraga malam memicu serangan jantung?
Foto: Dok. Web
Olahraga futsal (ilustrasi). Benarkah olahraga malam memicu serangan jantung?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun belakang viral berita mengenai kematian seseorang akibat serangan jantung saat berolahraga. Bahkan baru-baru ini, dikatakan olahraga malah justru membuat risiko serangan jantung lebih tinggi. Benarkah demikian?  

Melansir laman Hermina Hospitals, Rabu (18/10/2023), dokter spesialis jantung, dr Metta Suryani mengakui olahraga malam saat ini sedang menjadi tren di kalangan masyarakat kota-kota besar. Berbagai jenis olah raga yang dilakukan seperti sepak bola, futsal, tenis meja, bulutangkis, senam, dan jenis olah raga lainnya. 

Baca Juga

Banyak orang berolahraga pada malam hari karena kurangnya waktu luang pada siang hari. "Siang hari adalah waktu bekerja, sedangkan mereka memerlukan olah raga untuk kesehatan tubuhnya," ujarnya dalam postingan di laman resmi website Hermina Hospitals tersebut.

Ia mengatakan ada anggapan bahwa berolahraga pada malam hari dapat membahayakan kesehatan jantung. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa tidak ada salahnya berolahraga pada malam hari, bahkan jika ada manfaatnya bagi kesehatan tubuh. 

Ia mengungkapkan waktu terbaik untuk berolahraga di malam hari adalah pukul 18.00 hingga 20.00. Pada saat ini, suhu tubuh berada pada titik maksimal. Pada suhu ini, otot berada dalam keadaan sangat fleksibel. 

"Senam malam merupakan salah satu kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas enzim dan otot dalam tubuh," ujarnya.

Kegunaan lainnya adalah untuk merilekskan tubuh setelah seharian bekerja. Meski menyehatkan, tidak disarankan berolahraga pada malam hari, satu hingga satu setengah jam sebelum tidur. Pasalnya aktivitas tersebut memang dapat mengganggu jam tidur dan mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

Namun, lanjutnya, bukan berarti semua olahraga aman. Biasanya olah raga anaerobik seperti sepak bola dan tenis yang mengandung unsur permainan dapat mempengaruhi jantung jika tidak dilatih dan tidak siap secara fisik. 

"Maka pilihlah olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh, usia, dan riwayat penyakit yang Anda derita," sarannya.

Ketika seseorang mengalami serangan jantung saat berolahraga, kemungkinan besar orang tersebut memiliki riwayat penyakit jantung yang tidak diketahui atau belum pernah diperiksa sebelumnya. Henti jantung disebabkan oleh gangguan kelistrikan pada jantung dan dapat didahului oleh dehidrasi atau ketidakseimbangan magnesium, kalium, dan mineral lainnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan, sebelum melakukan olahraga intensitas tinggi atau olahraga berat, jika sebelumnya Anda jarang berolahraga atau memiliki faktor risiko penyakit jantung, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui kondisi fisik. Olahraga teratur memang selalu baik untuk kesehatan tubuh dan sangat dianjurkan, namun usahakan jangan berlebihan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement