Rabu 11 Oct 2023 14:15 WIB

Terkena Covid-19 Lima Kali, Pasien Ini Ungkap Perbedaan Gejalanya Setiap Sakit

Gejala Covid-19 menjadi lebih berat setelah pasien menerima vaksin booster.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Vaksinator menyiapkan vaksin booster.
Foto:

Di sisi lain, hal yang benar-benar berbeda dirasakan oleh wanita berusia 38 tahun bernama Brenda Keele. Keele sudah terkena Covid-19 sebanyak lima kali sejak pandemi Covid-19 muncul. Setiap kali terinfeksi, gejala Covid-19 yang dirasakan oleh Keele semakin berat.

Pada infeksi kelima, Keele mengungkapkan bahwa seluruh tubuhnya terasa nyeri dan dia mengalami kesulitan bernapas. Bahkan, kondisi Keele sempat sangat memburuk hingga sulit untuk ebrjalan.

"Rasanya seperti setiap kelenjar getah bening di dalam tubuh saya membengkak dan terasa sakit," lanjut Keele.

Setelah dua pekan, gejala-gejala Covid-19 yang dirasakan Keele mulai membaik. Akan tetapi, Keele masih mengalami gejala hidung mampat hingga saat ini.

Secara teori, kasus reinfeksi seharusnya memunculkan gejala yang lebih ringan dibandingkan infeksi sebelumnya. Akan tetapi, sekitar 20-25 persen pasien yang ditangani oleh Dr McComsey justru merasakan gejala yang lebih berat saat mengalami reinfeksi Covid-19.

Dalam kasus Keele, perburukan gejala yang dia rasakan mungkin berkaitan dengan penyakit penyerta yang dia idap yaitu gagal jantung dan insufisiensi adrenal. Kondisi tersebut membuat Keele harus mengonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi sistem imunnya.

Perburukan gejala pada kasus reinfeksi juga bisa terjadi bila orang-orang terpapar oleh muatan virus yang tinggi. Lamanya waktu berlalu setelah vaksinasi terakhir juga bisa meningkatkan risiko munculnya gejala yang lebih berat.

Mengapa orang bisa berulang kali terkena Covid-19?

Kasus reinfeksi Covid-19 merupakan hal yang cukup umum terjadi. Bahkan, sebagian orang bisa terkena Covid-19 lebih dari sekali dalam satu tahun.

Salah satu faktor yang membuat kasus reinfeksi Covid-19 bisa terjadi adalah sifat virus SARS-CoV-2 yang terus bermutasi. Proses mutasi ini dapat memperbaiki kemampuan virus dalam menghindari imunitas tubuh.

 

"Virusnya terus bermutasi, sehingga virus itu memiliki cara untuk menghindari imunitas," ujar Dr Miriam Merad dari mount Sinai School of Medicine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement