Senin 09 Oct 2023 07:48 WIB

Agar Bisa Optimal, Ini Cara Olahraga yang Tepat

Olahraga mampu meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

Rep: Wilda Fizriyani  / Red: Natalia Endah Hapsari
Ketika seseorang mulai menikmati rutinitas berolahraga, sering lupa untuk menakar kemampuan tubuhnya. (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Ketika seseorang mulai menikmati rutinitas berolahraga, sering lupa untuk menakar kemampuan tubuhnya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Olahraga diketahui memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan. Bahkan, olahraga mampu meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. 

Fakta tersebut dibuktikan pada sebuah studi oleh University of Michigan, Amerika Serikat (AS), yang menyebut, olahraga sekecil apa pun memiliki manfaat positif pada segala usia. Olahraga mampu mendorong optimalisasi fungsi kognitif dan memori untuk meminimalisasi kecemasan dan risiko depresi. 

Baca Juga

Meskipun demikian, ketika seseorang mulai menikmati rutinitas berolahraga, sering kali lupa untuk menakar kemampuan tubuhnya. Kondisi ini dapat memicu cedera pada otot akibat latihan fisik yang berlebih. Akibatnya, otot-otot pun mengalami kontraksi yang memicu rasa sakit pada area penggerak aktif seperti sekitar sendi dan tulang tangan atau kaki. 

Pendiri Muscle First, Sally Varsly, menyatakan sebenarnya belum ada kriteria yang jelas untuk mendefinisikan seberapa sering atau seberapa berat aktivitas fisik disebut sebagai olahraga yang berlebihan. Namun, hal ini dapat dilihat ketika seseorang mengalami sejumlah tanda khusus. Beberapa di antaranya seperti konsentrasi mendadak buyar dan jantung terus berdetak kencang meski sudah melakukan jeda istirahat.

Jika tanda-tanda itu terlihat, kemungkinan besar olahraga yang dijalani sudah melebihi batas kemampuan tubuh. "Jika tidak segera disadari, hal tersebut dapat mengurangi performa fisik setelah berolahraga dan bahkan berisiko memicu gangguan kesehatan yang tidak main-main,” jelas Sally dalam siaran pers, Senin (9/10/2023).

Mengetahui hal tersebut, Sally pun membagikan cara berolahraga agar tidak berlebihan dan memberi manfaat optimal bagi tubuh. Cara pertama dengan mengatur  frekuensi olahraga sesuai tingkat kemampuan.

Bagi mereka yang berolahraga untuk keseimbangan hidup, alias bukan sebagai atlet, melakukan latihan fisik dua sampai tiga kali seminggu sudah cukup baik bagi kesehatan tubuh. Adapun untuk peningkatan intensitas beban fisiknya perlu dilakukan secara bertahap agar kekuatan tubuh dapat menyesuaikan dengan baik. Selain itu, disarankan pula untuk menghindari berolahraga di saat udara atau cuaca sangat panas guna mencegah risiko dehidrasi dan heat stroke. 

Cara kedua dengan mengonsumsi makanan sehat dan minum cukup air putih. Olahraga perlu diimbangi dengan konsumsi makanan bernutrisi tinggi, seperti sayur mayur, buah-buahan, dan protein tanpa lemak. "Selain itu, pastikan minum air putih yang cukup serta mengurangi asupan kadar garam, lemak jenuh dan karbohidrat tinggi untuk membantu melancarkan metabolisme tubuh," ucapnya.

Tips lainnya, yakni dengan waktu istirahat yang cukup setelah berolahraga. Masyarakat setidaknya dapat tidur enam jam sebelum melakukan olahraga lagi. Namun, jika olahraga yang dilakukan bersifat intens dengan beban fisik yang cukup berat, maka disarankan untuk menjadwalkan satu hari khusus beristirahat tanpa olahraga apapun agar tubuh dapat kembali pulih dan berenergi. 

Cara berikutnya dengan mengganti jenis olahraga secara berkala. Jika sudah merasa bosan dengan olahraga yang rutin dijalani, tidak ada salahnya untuk ganti jenis olahraga lain secara berkala untuk memulihkan kondisi fisik, pikiran, dan energi. Tak hanya itu, mengubah ke jenis olahraga lain juga bisa menumbuhkan kembali semangat bergerak aktif berkat daya tarik dari tantangan fisik yang ditawarkan. 

Selain keempat tips tersebut, sesi pemulihan setelah latihan fisik  juga penting agar olahraga memberi manfaat optimal bagi tubuh. Pemulihan pada dasarnya bertujuan mengembalikan kondisi fisik serta normalisasi asam laktat yang meningkat saat berolahraga. "Kelebihan asam laktat berisiko memicu berbagai komplikasi, seperti gangguan irama jantung dan kelainan asam-basa darah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement