REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu tidur bisa menjadi aktivitas yang menyedihkan bagi sebagian orang yang hidup dalam masa menopause. Perubahan hormonal, fluktuasi suhu dan kepekaan berlebihan terhadap kafein, stres dan kecemasan membuat tidur lebih sulit.
Menurut pakar tidur, James Wilson, bukan gejala itu saja yang dialami oleh orang dalam masa menopause. "Ada gejala menopause yang kurang diketahui seperti mendengkur dan sleep apnea yang sering kali menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia, terutama jika berat badan bertambah karena otot di sekitar leher melemah," kata Wilson, dilansir Express, Senin (18/9/2023).
Hal ini bisa membuat kamar tidur menjadi tempat yang gelisah sehingga mendorong sebagian orang untuk tidur sendirian. Terkadang memang pilihan tapi lebih sering karena kebutuhan.
Wilson menyebut tidur sendirian bisa sangat berpengaruh karena mampu membantu menciptakan lingkungan tidur yang sesuai untuk mereka. "Selimut atau sprei memungkinkan mereka mengelola fluktuasi suhu dengan lebih baik, kasur dan bantal yang tepat dalam hal pengaturan suhu," ujarnya.
Namun bagi sebagian lainnya, tidur sendirian justru menambah rasa keterasingan dan kesepian. Untuk bisa tidur nyenyak, seseorang perlu merasa aman secara emosional dan fisik dan ketidakhadiran orang yang dia cintai, membuat lingkungan tidur terasa asing dan tidak ramah.
"Jika Anda tidur sendirian dan ingin merasa lebih terhubung dengan pasangan, Anda dapat membawa aroma, produk setelah bercukur, atau parfumnya ke kamar Anda, menyemprotkannya ke bantal, atau mungkin ke kaos dan meletakkannya di samping Anda," ucapnya.
Jika Anda ingin terus tidur di samping pasangan maka ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi beberapa gejalanya. Untuk fluktuasi suhu, cobalah selimut atau seprai terpisah sehingga Anda dapat menciptakan tempat tidur kecil yang sesuai untuk Anda.
Kemudian Anda bisa melakukan ritual sebelum tidur yang akan membantu Anda rileks. "Jika Anda atau pasangan Anda mendengkur dan dengkurannya terdengar seperti tersedak atau Anda atau pasangan Anda berhenti bernapas, konsultasikan hal ini dengan dokter Anda untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya sleep apnea," kata dia.
Menurut Laporan Gaib Gen-M tahun 2020, dua per tiga wanita masih menganggap menopause sebagai hal yang tabu. Akibatnya, ada generasi tak kasat mata penderita menopause yang menderita dalam diam dengan gejala yang dapat melemahkan fisik dan mental.