Jumat 15 Sep 2023 22:46 WIB

Bio Farma Produksi 3,1 Juta Dosis Vaksin untuk Program Imunisasi HPV

Vaksin HPV ini nantinya diberikan kepada siswi kelas 5 dan 6 SD.

Vaksin (ilustrasi). PT Bio Farma (Persero) telah memproduksi 3,1 juta dosis Vaksin Human Papillomavirus (HPV) bernama Nusagard.
Foto: www.pixabay.com
Vaksin (ilustrasi). PT Bio Farma (Persero) telah memproduksi 3,1 juta dosis Vaksin Human Papillomavirus (HPV) bernama Nusagard.

 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan induk (holding) BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) telah memproduksi 3,1 juta dosis Vaksin Human Papillomavirus (HPV) bernama Nusagard. Tujuannya untuk mendukung pemerintah dalam pencanangan program imunisasi HPV gratis di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga

Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan perusahaan farmasi Merck Sharp & Dohme (MSD) asal Amerika Serikat untuk memproduksi vaksin HPV sebanyak 3,1 juta dosis tersebut. "Ini adalah kerja sama dengan MSD untuk menyuplai 3,1 juta dosis untuk diberikan kepada perempuan kelas 5 dan 6 SD," kata dia saat ditemui pada kegiatan Road to Zero HPV Stronger Together with Srikandi BUMN di Kompleks Bio Farma di Bandung, Jumat (15/9/2023).

Ia mengatakan Bio Farma selalu mendukung program pemerintah untuk menekan kasus kanker serviks dengan pencegahan sedini mungkin. "Jadi harapannya bisa mencegah kanker serviks, kalau anak kelas 5 SD itu kan belum menikah, jadi sebelum menikah sudah diproteksi dulu oleh vaksin HPV," kata dia.

Dia menjelaskan vaksin HPV yang telah diproduksi Bio Farma akan didistribusikan pada Kementerian Kesehatan untuk kemudian dibagikan secara gratis ke 38 provinsi di Indonesia guna mendukung target eliminasi kanker serviks pada 2030. "Jadi Alhamdulillah kita melakukan Road to Zero HPV Stronger Together with Srikandi BUMN, itu sejalan dengan program pemerintah. Diharapkan pada 2030 itu Indonesia udah terbebas dari penyakit pembunuh nomor dua untuk wanita," katanya.

Selain pencegahan dengan vaksin HPV, pihaknya juga memproduksi pendeteksi kanker serviks melalui urine yang bernama CervisScan. Dia mengharapkan dengan adanya deteksi dini melalui ServisScan tersebut, bisa menekan angka kematian akibat kanker serviks pada perempuan di Indonesia

"Dengan pemeriksaan lewat urine jauh lebih mudah, lebih nyaman,dengan tingkat sensitif tinggi bisa meningkatkan angka deteksi dini, sehingga pengobatannya pun juga bisa dilakukan secepatnya," kata Sri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement