Selasa 29 Aug 2023 17:43 WIB

Keluarga Bayi Tertukar Belum Setujui Penawaran ‘Kekeluargaan’ dari RS Sentosa

RS Sentosa menawarkan jaminan kesehatan dan beasiswa hingga kedua bayi usia 18 tahun.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Polres Bogor mengungkapkan dua bayi yang dilahirkan di RS Sentosa Bogor pada Juli 2022 memang tertukar dari hasil tes DNA yang dilakukan pada Senin (21/8/2023). Dua ibu yakni Siti Mauliah dan D pun saling berpelukan dalam konferensi pers pada Jumat (25/8/2023) malam di Mapolres Bogor.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Polres Bogor mengungkapkan dua bayi yang dilahirkan di RS Sentosa Bogor pada Juli 2022 memang tertukar dari hasil tes DNA yang dilakukan pada Senin (21/8/2023). Dua ibu yakni Siti Mauliah dan D pun saling berpelukan dalam konferensi pers pada Jumat (25/8/2023) malam di Mapolres Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Rumah Sakit Sentosa Bogor telah mendatangi salah satu keluarga bayi tertukar, yakni Siti Mauliah (37 tahun), untuk menawarkan penyelesaian masalah ini secara kekeluargaan. Keluarga dari Siti pun belum menerima tawaran tersebut, termasuk tawaran jaminan kesehatan dan beasiswa.

Kuasa Hukum Siti Mauliah, Rusydiansyah Nur Ridho, mengatakan, pihak rumah sakit datang ke kediaman Siti di di Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor pada Senin (28/8/2023). Perwakilan RS Sentosa yang datang ialah beberapa direktur dan perawat yang disebut terlibat dalam kasus bayi tertukar ini.

Baca Juga

“Intinya mereka minta maaf kepada kami, keluarga. Saya sebagai umat beragama, ya, memaafkan. Tapi, saya bilang proses hukum tetap berjalan karena memang sudah ada unsur yang merugikan pihak kami,” kata Rusydi kepada Republika.co.id, Selasa (29/8/2023).

Rusydi pun menyebut permintaan agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan itu akan dikesampingkan dulu. Sebab, ia harus bermusyawarah dengan keluarga korban yang lain, yakni Ibu D (33).

“Dia (RS Sentosa) minta kita kalau bisa jalan kekeluargaan. Saya bilang, itu bagaimana nanti. Karena kami harus memusyawarahkan dengan pihak kuasa ibu D,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, kata dia, RS Sentosa juga menawarkan jaminan kesehatan dan beasiswa pendidikan. Jaminan kesehatan itu akan diberikan kepada para bayi berinisial GB (1) dan GL (1) hingga usia 18 tahun.

“Saya belum menerima itu. Tapi sebagai itikad baik rumah sakit, sah-sah saja menawarkan. Tapi, kami belum menerima tawaran itu. BPJS juga sudah meng-cover kita sampai meninggal. Sampai operasi kanker juga bisa di-cover,” kata Rusydi.

Begitu pula, sambung Rusydi, penawaran pemberian beasiswa yang akan diberikan kepada dua bayi laki-laki tersebut hingga lulus SMA. Namun, Rusydi menegskan dalam hal ini pihaknya meminta kompensasi atas kerugian yang diderita kliennya.

“(Beasiswa) belum kita inilah, masih kita pertimbangkan. Karena intinya kita mau meminta kompensasi, kerugian sudah dialami oleh Bu Siti,” ujarnya.

Sebelumnya, Rumah Sakit Sentosa Bogor diberitakan tengah mengupayakan penyelesaian kasus bayi tertukar secara kekeluargaan. Pihak rumah sakit pun berencana membiayai kesehatan dan beasiswa terhadap dua bayi berinisial GL (1) dan GB (1) ini.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan, sejak awal RS Sentosa terus mengawal kasus ini. Di samping itu, menurut dia, peristiwa ini sudah terjadi dan tidak ada yang mengharapkan kasus ini terjadi.

“Jadi, kami berharap kemudian upaya kami adalah bagaimana kita berbicara menyelesaikan ini secara kekeluargaan dan damai. Sesuai dengan semangat rumah sakit dari awal,” kata Gregg kepada Republika.co.id, Senin (28/8/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement