REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengecam supermodel Bella Hadid karena pernyataannya yang berapi-api di televisi tentang warga Palestina belum lama ini. Pada Jumat (25/8/2023), Ben-Gvir mengatakan haknya atas kebebasan bergerak sebagai pemukim Yahudi melebihi hak yang sama bagi warga Palestina.
"Hak saya, hak istri, dan anak-anak saya untuk bergerak di sekitar Yudea dan Samaria, lebih penting daripada kebebasan bergerak bagi orang-orang Arab," kata Ben-Gvir di TV pada Rabu, seperti dilansir laman Fox News, Ahad (27/8/2023).
"Hak untuk hidup lebih penting daripada kebebasan bergerak."
Pernyataan Ben-Gvir menuai kritik luas karena para komentator menganggapnya sebagai bukti tuduhan bahwa Israel berubah menjadi sistem Apartheid yang berupaya mempertahankan hegemoni Yahudi dari Sungai Yordania hingga Laut Mediterania
Hadid, supermodel terkenal di dunia dan influencer media sosial yang ayahnya adalah orang Palestina, membagikan kutipan wawancara Ben-Gvir dengan 59,5 juta pengikutnya di Instagram pada hari Kamis, menulis: "Tidak ada tempat, waktu, terutama pada tahun 2023 seseorang harus hidup menjadi lebih berharga dibandingkan orang lain. Terutama hanya karena etnis, budaya, atau kebencian murni mereka."
View this post on Instagram
Hadid juga mengunggah video dari kelompok hak asasi manusia terkemuka Israel B'Tselem yang memperlihatkan tentara Israel di kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, mengatakan kepada seorang penduduk bahwa warga Palestina tidak diizinkan berjalan di jalan tertentu karena jalan tersebut diperuntukkan bagi orang Yahudi. "Apakah ini mengingatkan seseorang pada sesuatu?" kata Hadid.
Ben-Gvir menanggapi postingan Hadid dengan emosi sehari setelahnya. "Saya mengundang Anda ke Kiryat Arba, untuk melihat bagaimana kita hidup di sini, bagaimana setiap hari, orang-orang Yahudi yang tidak melakukan kesalahan apa pun terhadap siapa pun dalam hidup mereka dibunuh di sini,” tulisnya di media sosial yang dulunya bernama Twitter, X.
Ben-Gvir tinggal di pemukiman Kiryat Arba dekat Hebron, kota terbesar di Palestina. Awal pekan ini, orang-orang bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah mobil Israel di dekat Hebron, menewaskan seorang wanita Israel dan melukai parah pengemudinya. Sebelumnya, warga Palestina dikabarkan menewaskan seorang ayah dan anak Israel di kota Hawara, Palestina utara.
Ben-Gvir mengakui reaksi balik tersebut tetapi menggandakan pernyataan aslinya. "Jadi ya, hak saya dan rekan-rekan Yahudi saya untuk melakukan perjalanan dan kembali ke rumah dengan selamat melalui jalan Yudea dan Samaria melebihi hak teroris yang melemparkan batu ke arah kami dan membunuh kami,” tulisnya.
Sementara itu, menurut catatan PBB, lebih dari 200 warga Palestina dan hampir 30 warga Israel telah terbunuh sepanjang tahun ini di Tepi Barat dan Israel. Utusan PBB untuk Timur Tengah mengatakan, tingkat kekerasan pada 2023 melampaui jumlah korban tewas tahun lalu dan jumlah kematian tertinggi sejak 2005.