Ahad 13 Aug 2023 07:28 WIB

Blak-blakan, Artika Sari Devi Ungkap Pengalaman Body Check di Kontes Kecantikan

Artika yang merupakan Puteri Indonesia 2004 juga tampil di Miss Universe.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi pernah menjalani body check saat ikut kontes kecantikan, namun tidak seperti yang dilakukan di Miss Universe Indonesia.
Foto: dok Republika
Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi pernah menjalani body check saat ikut kontes kecantikan, namun tidak seperti yang dilakukan di Miss Universe Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebritas Artika Sari Devi mengaku prihatin dengan munculnya kasus dugaan pelecehan dalam proses pemeriksaan tubuh (body check) pada ajang Miss Universe Indonesia 2023. Artika pun menyayangkan komentar negatif yang justru menjatuhkan mental para finalis yang bersangkutan.

Artika yang merupakan Puteri Indonesia 2004 itu menyayangkan adanya kontestan yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Berdasarkan pengalamannya saat awal karantina di provinsi sampai terpilih ke tahap nasional, tidak ada proses body check seperti itu.

Baca Juga

Artika menjelaskan panitia Puteri Indonesia hanya melakukan pengukuran tubuh untuk keperluan pembuatan baju. Kemudian ketika terpilih dalam skala nasional, ia juga tidak mengalami body check selama karantina. Baru setelah terpilih jadi Putri Indonesia, ada body check yang dilakukan untuk persiapan menuju ke kontes internasional.

"Body checking yang dimaksud di sini untuk kebutuhan mengecek kesehatan dan kebugaran tubuh secara umum meliputi kulit wajah, rambut, dan gigi, juga dicek body mass index untuk diberikan program kebugaran. Saya juga ditanya punya keloid atau bekas luka yang dalam atau tidak, supaya bisa diberikan treatment yang tepat," kata Artika saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (12/8/2023).

Body checking ini tidak termasuk ke dalam proses penilaian di karantina kontes kecantikan. Body checking, menurut Artika, bahkan tidak ada di dalam rangkaian karantina pemilihan kontes kecantikan, sehingga para finalis tidak dicek satu per satu setiap detail tubuhnya, apalagi ke area pribadi.

Menurut Artika, setiap yayasan atapun penyelenggara kontes kecantikan sepatutnya menjadi lingkungan yang memberi rasa aman dan nyaman untuk semua kontestannya. Dia berharap para korban mendapat pemulihan dan perlindungan yang layak, dan masalah ini bisa diselesaikan segera untuk memperoleh keadilan dan tidak akan terulang lagi kejadian pahit seperti ini dikemudian hari.

Artika mengatakan bahwa kontestan ratu kecantikan diharapkan punya tampilan gracefully (anggun). Maka tidak sewajarnya jika diperlakukan tidak hormat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement