REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu terkait pemeriksaan tubuh (body checking) dalam gelaran Miss Universe Indonesia 2023 disoroti sejumlah media asing. Beberapa media asing turut mengabarkan adanya pelaporan menyangkut kasus tersebut ke kepolisian.
Salah satunya media Amerika Serikat (AS), CNN, yang menulis tentang enam finalis kontes kecantikan Miss Universe Indonesia 2023 telah mengajukan pengaduan ke polisi yang menuduh penyelenggara membuat mereka telanjang untuk "pemeriksaan tubuh". CNN menulis bahwa pengacara yang mewakili laporan bernama Mellisa Anggraini, menyebut kliennya telah diminta untuk melepas pakaian mereka sehingga petugas kontes bisa “memeriksa bekas luka, selulit atau tato”.
"Salah satu kontestan yang hanya berinisial 'N' sempat kaget karena body check tidak tercantum dalam jadwal acara," demikian laporan outlet tersebut, dikutip Jumat (11/8/2023).
Kemudian media Inggris, The Independent, ikut menuliskan berita tersebut. Judul artikelnya menyebutkan bahwa kontestan Miss Universe Indonesia mengaku dilecehkan secara seksual ketika pemeriksaan tubuh.
Disebutkan ada banyak kontestan lain akan mengajukan keluhan serupa. Sebanyak enam kontestan Miss Universe Indonesia mengaku dilecehkan secara seksual oleh penyelenggara acara dan telah melaporkannya ke pihak polisi.
Media Inggris lain, seperti Daily Mirror, juga mengutip laporan yang ditulis oleh CNN. Berikutnya, media asal Singapura, The Strait Times, termasuk yang menyiarkan berita ini bersama beberapa media Asia lainnya.
Dalam artikel berjudul “Miss Universe Indonesia contestants complain of sexual harassment”, dituliskan bahwa laporan terkait pemeriksaan tubuh ini akan diselidiki kepolisian.
Kontestan Indonesia dari kontes kecantikan Indonesia, yang diadakan di ibukota Jakarta dari 29 Juli hingga 3 Agustus, mengatakan penyelenggara meminta lima dari mereka untuk membuka pakaian dalam guna melakukan pemeriksaan fisik di sebuah ruangan dengan lebih dari 20 orang, termasuk laki-laki.
Pembuat laporan mengatakan foto-foto itu diambil dengan oknum laki-laki yang hadir di ruangan itu. Bukti tambahan seperti dokumen dan video diserahkan bersama dengan laporan polisi. Insiden itu diduga terjadi pada 1 Agustus, dua hari sebelum grand final di Jakarta.