REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik lulusan Universitas Indonesia dr Novitria Dwinanda, SpA, Subsp, NPM, menyarankan para orangtua untuk memakaikan baju minimalis kepada anak ketika si buah hati akan ditimbang berat badannya sehingga hasilnya akurat. "Kalau nanti petugas kesehatan meminta untuk diminimalkan bajunya ya jangan marah. Kita mau mendapatkan data yang paling akurat," kata dia di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Hal ini Novitria sampaikan mengingat masih ditemui orangtua yang justru memakaikan anak dengan pakaian yang menyulitkan kala petugas di pelayanan kesehatan meminta membukanya.
"Yang sekarang terjadi, permasalahan menimbang itu orangtua enggak mau menelanjangi anaknya. Pakai jaket, celana denim, ribet. Kalau ditelanjangi anaknya nangis," ujar dia.
Menurut Novitria, saat ini petugas kesehatan tak lagi menggunakan timbangan dacin atau timbangan gantung, dan sebagai gantinya memakai timbangan digital.
Selain itu, pengukuran dan pemantauan berat badan juga perlu dibarengi tinggi badan dan lingkar kepala untuk mengetahui status gizi anak. Menurut Kementerian Kesehatan, pemeriksaan status gizi rutin penting karena pertumbuhan anak di usia 0-2 tahun akan menentukan kesehatannya secara jangka panjang dan periode penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya
Orangtua perlu memantau tumbuh kembang anak secara berkala dengan membawa ke posyandu setiap bulan. Selain itu penting bagi kita untuk mempelajari kurva pertumbuhan anak untuk mengantisipasi timbulnya permasalahan gizi seperti kurang dan kelebihan berat badan.
"Kalau menemukan anak yang gagal tumbuh dan terapi, gizi kurang gagal terapi, stunting. Kalau obesitas, harus dikonsultasikan ke dokter spesialis anak karena harus ditangani dengan hati-hati. Dokter akan mencari penyebabnya," ujar Novitria.
Dia menambahkan, cara terbaik mengatasi obesitas dan stunting atau gagal tumbuh akibat malnutrisi kronik, yakni dengan mencegahnya, diawali dengan pemberian asupan nutrisi tepat dan deteksi dini. Nantinya, penatalaksanaan masalah gizi perlu dilakukan secara komprehensif baik dari segi medis, nutrisi maupun sosial.