REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fibrilasi atrium (FA) merupakan jenis gangguan irama jantung yang paling umum terjadi di tengah masyarakat. Kondisi ini bisa memicu sejumlah komplikasi serius, seperti strok, dan gagal jantung. Bagaimana cara mengenalinya?
Salah satu cara untuk mengenali FA adalah dengan mewaspadai "red flag" dari penyakit ini. Seperti dilansir Express pada Rabu (2/8/2023), "red flag" atau tanda peringatan dari FA bisa dirasakan oleh penderitanya saat mencoba berolahraga.
Orang yang menderita FA biasanya akan merasa jauh lebih kesulitan atau kepayahan untuk melakukan latihan fisik atau olahraga. Alasannya, olahraga dapat membuat detak jantung penderita FA melonjak naik. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan memunculkan perasaan seperti akan pingsan.
FA merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung atau aritmia. Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, FA terjadi ketika serambi jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat karena adanya gangguan hantaran listrik di jantung.
"Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, strok, dan gagal jantung," jelas Direktorat P2PTM melalui laman resminya, seperti dikutip Republika.co.id pada Rabu (2/8).
Jantung orang yang normal umumnya berdetak sebanyak 60-100 kali per menit saat tubuh istirahat. Akan tetapi, detak jantung sebagian penderita FA bisa mencapai lebih dari 100 kali per menit saat tubuh istirahat.
Meski tak semua orang dengan FA bisa merasakan "red flag" penyakit tersebut saat berolahraga, FA tetap bisa diwaspadai dengan cara mengenali beberapa gejalanya. Menurut American Heart Association, beberapa gejala yang paling sering ditemukan dalam kasus FA adalah detak jantung yang cepat dan tak beraturan, pening, ada rasa seperti terketuk atau terentak di dada, lelah, rasa cemas, serta lemas.
Sebagai tambahan, National Health Service mengatakan ada tiga gejala FA lain yang juga patut diketahui. Ketiga gejala tersebut adalah sesak napas, merasa seperti akan pingsan, dan nyeri dada.
Mengingat FA bisa memicu komplikasi yang serius, orang-orang yang merasakan "red flag" atau beragam gejala FA sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Bila terdiagnosis dengan FA, pasien bisa mendapatkan serangkaian terapi untuk mengelola penyakit tersebut, mulai dari obat-obatan untuk mengontrol detak jantung dan menurunkan risiko stroke hingga prosedur medis untuk mengembalikan irama jantung yang normal.