Kamis 03 Aug 2023 02:02 WIB

Stres Jelang Operasi, Ini 5 Solusinya

Takut sakit kerap membuat orang memutuskan untuk menunda operasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Takut atau stres memiliki peran penting yang membuat seseorang maju-mundur untuk menjalani operasi  (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Takut atau stres memiliki peran penting yang membuat seseorang maju-mundur untuk menjalani operasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA-Mendengar kata operasi saja mungkin Anda akan merinding, karena membayangkan pisau bedah. Apalagi, kalau yang akan dioperasi adalah mata. 

Mata adalah bagian tubuh yang sangat sensitif. Kena debu atau kelilipan bulu mata saja bisa sakit. Bagaimana kalau kena pisau bedah?

Baca Juga

Hal ini bisa saja membuat Anda stres sendiri karena dihantui banyak pertanyaan yang menjejali kepala. Dokter Sophia Pujiastuti, SpM(K), MM, pendiri SILC Lasik Center mengatakan takut atau stres memiliki peran penting yang membuat seseorang maju-mundur untuk menjalani operasi mata. Karena itu, simak lima tip dari dokter Sophia untuk meminimalkan stres tersebut

 

1. Gali informasi sedalam mungkin

Dokter Sophia mengatakan informasi merupakan kunci penting untuk meminimalkan kecemasan. Internet menyediakan begitu banyak informasi, sehingga Anda bisa browsing tanpa batas. Namun, semakin sering browsing, bisa jadi Anda malah semakin bingung. Sebab, beberapa sumber berbeda menyuguhkan informasi yang juga berbeda. "Karena itu, pilih sumber informasi paling tepat, yaitu dokter," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (2/8/2023).

Menurut dokter Sophia, pasien berhak mendapatkan informasi sejelas-jelasnya dari dokter. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang mengganggu pikiran Anda, termasuk yang terkesan sangat sepele. 

Tanyakan tentang prosedur operasi mata yang akan Anda jalani, risiko komplikasi, durasi waktu pemulihan, hal apa yang mungkin terjadi saat operasi, apa saja yang akan dialami selama operasi, apakah pasien akan merasa sakit, termasuk apa saja yang harus dilakukan sebelum dan sesudah operasi.  

“Sebelum operasi, klinik akan melakukan berbagai pemeriksaan awal terlebih dahulu, memastikan bahwa calon pasien layak untuk menjalani operasi. Sesudah dinyatakan layak, klinik akan memberi edukasi dan informasi secara detail," ujarnya.

Namun, perlu diingat, tingkat keberhasilan operasi mata juga sangat tergantung pada tingkat kepatuhan pasien. Dokter akan memberi informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan sebelum operasi, di hari operasi, dan sesudah operasi. "Jika dilanggar, bisa-bisa terjadi infeksi atau peradangan,” kata dokter Sophia. 

 

2. Pilih klinik tepercaya

Menurut dokter Sophia, klinik yang bagus mempunyai standar prosedur operasi yang menjadi panduan bagi semua dokter mata yang bekerja di sana. Ini penting agar siapa pun dokter yang menangani Anda, hasil operasinya akan sesuai standar yang diharapkan. "Panduan tersebut juga berfungsi untuk memagari agar tidak terjadi hal-hal di luar ekspektasi,” katanya.

Di samping itu, pilihlah klinik yang menggunakan mesin berteknologi terkini dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga, hasil operasi bisa maksimal. Dan, yang tak kalah penting, klinik tersebut digawangi oleh dokter mata yang berpengalaman. 

Satu hal lagi, cari tahu klinik mata yang menawarkan harga terjangkau. Karena, biaya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. 

"Klinik yang dilengkapi mesin berteknologi canggih tak harus menetapkan biaya sangat tinggi, kok. Hanya saja, memang tidak bisa murah, karena segala kelengkapan masih dibeli dari luar negeri,” kata Dokter Sophia. 

 

3. Cari dokter yang tepat

Ia mengatakan Operasi mata dengan mesin yang bagus tetap memerlukan dokter mata yang bagus pula. Dokter Sophia juga menegaskan agar kita waspada terhadap dokter yang memberi janji-janji manis. 

 

4. Pelajari testimoni dan rekomendasi

Pasien yang tidak puas dengan layanan sebuah klinik mata (apalagi, setelah membayar cukup banyak), tidak akan rela memberi bintang lima. Sebaliknya, pasien yang sangat puas tak sekadar memberi bintang lima, melainkan juga menuliskan pengalamannya yang sangat mengesankan, sekaligus merekomendasikan klinik tersebut. “Biasanya, orang yang akan dioperasi ingin mendengarkan pendapat orang lain yang sudah pernah menjalani operasi serupa," ujarnya.

Di sinilah testimoni memainkan peran yang cukup penting. Pasien yang telah melewati proses operasi bisa menceritakan bahwa ternyata dioperasi mata dengan teknologi laser itu tidak sakit. "Ditambah lagi, jika yang memberi testimoni adalah public figure, seperti artis atau presenter,” kata Dokter Sophia.

Ia menyarankan, calon pasien tidak hanya mempelajari review berupa kata-kata. Simak juga testimoni dalam bentuk video. Di situ kita bisa melihat ekspresi happy yang tidak dibuat-buat, sehingga Anda akan merasakan bahwa cerita pengalamannya memang tulus, tidak terkesan beriklan. Itulah kenapa, ketika ada yang mau memberi testimoni, Dokter Sophia selalu menyarankan agar pasien tersebut menyampaikan apa saja yang dirasakan dan dialami secara apa adanya.

 

5. Fokus pada tujuan

Jenis operasi mata tentu disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Jika Anda mengalami gangguan miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme (gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata), artinya Anda membutuhkan operasi agar penglihatan kembali normal. Karena itu, Anda perlu fokus pada tujuan utama operasi, bukan pada rasa takut.  

Kebutuhan setiap orang berbeda. Ada orang yang punya kebutuhan untuk tampil cantik dengan bulu mata palsu. Artinya, dia tidak ingin lagi pakai kacamata dan kemudian memilih operasi. Atau, ada yang ingin masuk akademi kepolisian, sehingga ingin kondisi penglihatannya baik tanpa bantuan kacamata dan lensa kontak.

Karena itu, ketika rasa stres menyerang, fokuslah kembali pada tujuan operasi. Ditambah bekal informasi yang tepat, Anda akan bisa menjalani operasi mata tanpa rasa takut dan khawatir lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement