Kamis 20 Jul 2023 15:57 WIB

Tak Selalu Merugikan, Ini Manfaat Stres

Stres tidak selalu memberikan dampak buruk bagi mental.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Stres memang bisa menjadi faktor risiko dalam mengembangkan kecemasan dan depresi, namun efek itu bisa diredakan oleh sikap seseorang terhadapnya.   (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Stres memang bisa menjadi faktor risiko dalam mengembangkan kecemasan dan depresi, namun efek itu bisa diredakan oleh sikap seseorang terhadapnya. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres adalah bagian yang tak terhindarkan dalam pekerjaan. Menurut pakar, stres tidak selalu memberikan dampak buruk bagi mental. Respons fisiologis yang terbit akibat stres justru dapat bermanfaat bagi kinerja dan produktivitas.

Psikolog Jolanta Burke mengatakan, selama ini ada kesalahpahaman bahwa stres adalah hal buruk. Dosen senior di Pusat Ilmu Kesehatan Positif di Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Royal College of Surgeons in Ireland itu malah menyebut stres baik dan perlu.

Baca Juga

Menurut Burke, stres adalah proses psikologis dan fisiologis penting. "Stres bisa menjadi bantuan, bukan halangan, memungkinkan kita menemukan solusi untuk suatu masalah dengan cepat," ujar Burke, dikutip dari laman Irish Examiner, Rabu (19/7/2023).

Stres memang bisa menjadi faktor risiko dalam mengembangkan kecemasan dan depresi, namun efek itu bisa diredakan oleh sikap seseorang terhadapnya. Sikap positif dan tidak takut pada stres cenderung berbarengan dengan strategi penanggulangan terbaik.

Dosen senior di Departemen Anatomi dan Ilmu Saraf di UCC, Olivia O'Leary, University College Cork, Irlandia, juga menyoroti stres bisa bersifat positif ketika dikelola dengan baik. Itu karena aktivasi jangka pendek dari respons stres.

"Aktivasi biologis menginduksi pelepasan energi serta meningkatkan kewaspadaan dan fokus otak, yang dapat membantu seseorang optimal dalam ujian, ketika memberikan presentasi kepada klien penting, atau memenuhi tenggat waktu yang ketat," kata O'Leary.

Namun, bila terlalu sering diaktifkan, stres memang dapat memengaruhi seseorang secara negatif. Sama seperti obat-obatan, di mana dosis kecil bermanfaat, namun terlalu banyak dapat membahayakan. Stres kronis dan tidak terkelola dapat merusak dalam berbagai cara.

O’Leary menjelaskan, aktivasi terus-menerus dari sistem saraf simpatik dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Kortisol yang terus meningkat akibat stres berkepanjangan pun dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut.

"Stres juga bisa membuat sulit tidur, yang berdampak pada suasana hati dan kinerja kognitif. Ini dapat berdampak negatif pada fungsi pencernaan dan kekebalan tubuh, karena energi dialihkan dari sistem yang dianggap kurang penting ke bagian tubuh yang menghadapi tantangan stres langsung," ucapnya.

Karena itu, amat perlu mengidentifikasi sumber stres guna mengatasinya secara efektif. Untuk menghindari dampak negatif dari stres, penting juga untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, cukup tidur, dan memiliki hubungan sosial yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement