Rabu 02 Aug 2023 00:30 WIB

Tiga Makanan Nabati yang Disarankan Dokter untuk Cegah Diabetes

Nakanan tertentu dapat meningkatkan risiko diabetes.

Oatmeal termasuk makanan yang mengandung betaglukan, cocok dikonsumsi untuk menurunkan risiko mengidap diabetes.
Foto: Flickr
Oatmeal termasuk makanan yang mengandung betaglukan, cocok dikonsumsi untuk menurunkan risiko mengidap diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes tipe dua sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup, seperti kurang olahraga dan kelebihan berat badan. Kondisi itu juga jauh lebih umum daripada diabetes tipe satu, terhitung sekitar 90 persen dari semua kasus diabetes yang tercatat.

Sudah diketahui secara meluas bahwa makanan tertentu dapat meningkatkan risiko diabetes. Sebaliknya, dokter Deborah Lee dari Dr Fox Online Pharmacy punya saran sejumlah makanan yang dapat dikonsumsi untuk menurunkan risiko mengidap diabetes.

Baca Juga

Lee merekomendasikan makanan nabati yang kaya akan karbohidrat kompleks yang disebut betaglukan. Beberapa di antaranya adalah oat, rye, dan barley. Deretan makanan dengan kandungan betaglukan tinggi itu telah terbukti menurunkan kadar glukosa darah.

"Mereka mengandung serat larut dalam jumlah besar, yang membentuk penghalang di usus kecil yang mengganggu penyerapan glukosa di dinding usus," kata Lee, dikutip dari laman Express, Ahad (30/7/2023).

Beberapa makanan itu telah terbukti menurunkan kadar insulin serta kolesterol, bertindak sebagai prebiotik dengan efek positif pada mikrobioma usus. Fungsi lain yakni dapat mengaktifkan jalur pensinyalan PI3K/Akt, yang mendorong pertumbuhan dan metabolisme sel.

Terdapat pula tinjauan sistematis tahun 2014 tentang efek betaglukan pada kadar glukosa darah pada pasien diabetes. Hasilnya, penulis studi menyimpulkan bahwa mengonsumsi enam gram makanan kaya betaglukan per hari selama empat pekan mengarah pada penurunan kadar glukosa darah.

Selain itu, makan tiga gram betaglukan per hari selama 12 pekan menghasilkan penurunan 46 persen hiperglikemia, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Menurut studi tersebut, betaglukan dosis rendah selama setidaknya 12 pekan juga bermanfaat bagi metabolisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement