Rabu 26 Jul 2023 20:04 WIB

Pola Makan Vegan Diklaim Bisa Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Sampai 75 Persen

Vegan diartikan gaya hidup yang berupaya menghindari bentuk eksploitasi hewan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pola makan vegan (ilustrasi). Berdasarkan sebuah studi, pola makan vegan secara efektif mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen.
Foto: Flickr
Pola makan vegan (ilustrasi). Berdasarkan sebuah studi, pola makan vegan secara efektif mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan, pola makan vegan secara efektif mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen dibandingkan dengan pola makan kaya daging. Vegan diartikan sebagai gaya hidup yang berupaya untuk menghindari bentuk eksploitasi terhadap hewan, termasuk untuk makanan, pakaian, kosmetik, dan lainnya.

Para peneliti dari Oxford University mengamati lebih dari 55 ribu orang di Inggris yang memiliki pola makan berbeda. Sampel yang sangat besar ini mencakup kelompok dengan tingkat konsumsi daging tinggi (lebih dari 100 gram sehari), tingkat konsumsi daging rendah (kurang dari 50 gram sehari), pengonsumsi ikan, vegetarian, serta vegan.

Baca Juga

Penelitian ini juga memperhitungkan perbedaan metode produksi makanan, berdasarkan analisis data dari lebih dari 38 ribu peternakan di 119 negara. “Skenario diet sering kali tidak mencerminkan praktik diet yang memperhitungkan beban lingkungan dari makanan itu sendiri, termasuk dari mana sumber dan metode produksinya,” demikian kata para peneliti seperti dilansir laman Malay Mail pada Rabu (26/7/2023).

Beberapa kriteria diperhitungkan untuk menilai dampak pola makan terhadap planet ini, seperti penggunaan lahan, risiko polusi air, dan potensi hilangnya keanekaragaman hayati. Hasilnya, dibandingkan dengan pola makan kaya daging, pola makan vegan tidak hanya mengurangi penggunaan lahan sebesar 75 persen, tetapi juga mengurangi penggunaan air (54 persen), dan mengurangi perburuan satwa liar sebesar 66 persen.

Studi ini juga menunjukkan adanya perbedaan sekitar 30 persen antara kelompok yang mengonsumsi daging dalam jumlah rendah dan tinggi. "Meskipun terdapat variasi yang substansial tentang bagaimana makanan diproduksi, hubungan antara dampak lingkungan dan konsumsi makanan hewani sudah jelas. Seharusnya itu mendorong pengurangan konsumsi makanan hewani," kata peneliti.

Berhenti mengonsumsi produk hewani, khususnya daging, mungkin tidak hanya bermanfaat bagi planet ini. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada November 2022 di jurnal Nature Food, hal ini juga dapat membantu mengurangi kerawanan pangan yang terkait dengan perang di Ukraina.

Para peneliti di University of Leiden di Belanda menunjukkan bahwa 60 persen dari produksi pertanian dari tanaman impor Ukraina dan Rusia digunakan untuk memberi makan hewan. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan bahwa berhenti mengonsumsi daging bisa membebaskan lahan pertanian dan mengkompensasi semua defisit produksi dari Rusia dan Ukraina, sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement