Selasa 25 Jul 2023 07:39 WIB

Ini Batas Aman Berlari Agar Lutut tidak Cedera

Aktivitas olahraga lari yang dilakukan berlebihan bisa mencederai lutut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Aktivitas berlari yang dilakukan secara berlebihan juga dapat mencederai lutut.
Foto: PxHere
Aktivitas berlari yang dilakukan secara berlebihan juga dapat mencederai lutut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lari merupakan salah satu jenis olahraga yang populer di tengah masyarakat. Selain dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar, lari juga digadang dapat membawa sejumlah manfaat bagi kesehatan jantung. Namun, aktivitas berlari yang dilakukan secara berlebihan juga dapat mencederai lutut.

"Bila Anda berlari dengan jarak tempuh 25-50 km per pekan, itu aman untuk lutut, bahkan itu bisa menurunkan risiko arthritis lutut," jelas ahli saraf dari Apollo Hospitals, Dr Sudhir Kumar, seperti dilansir Indian Express pada Selasa (25/7/2023).

Baca Juga

Sebaliknya, Dr Kumar mengatakan orang-orang yang berlari dengan jarak tempuh lebih dari 25-50 km per pekan cenderung lebih berisiko mengalami masalah lutus. Salah satunya adalah masalah arthritis lutut.

Selain berlari dalam jarak tempuh yang aman, Dr Kumar juga menganjurkan orang-orang yang hobi berlari untuk selektif dalam memilih sepatu. Sepatu yang digunakan harus mampu menunjang aktivitas berlari dengan baik.

"Ganti sepatu setelah menggunakannya (untuk berlari) sejauh 800-1.000 km," lanjut Dr Kumar.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dr Akhilesh Yadav dari Max Hospital Vaishali. Menurut Dr Yadav, batas maksimal jarak tempuh berlari setiap orang sebenarnya bisa berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti teknik berlari, tingkat kebugaran tubuh, hingga riwayat cedera masing-masing individu.

Bila seseorang berlari dalam jarak tempuh yang aman, maka aktivitas lari bisa memberikan sejumlah manfaat seperti meningkatkan ketebalan tulang rawan dan lubrikasi sendi. Lari dengan kecepatan yang sedang juga dapat membantu membangun otot lutut dan meningkatkan stabilitas serta sokongan tubuh.

Namun, aktivitas berlari yang dilakukan secara berlebihan dapat memberikan tekanan lebih pada sendi lutut. Dampak lain yang mungkin terjadi adalah tulang rawan atau cartilage berpotensi menjadi aus, dan risiko osteoarthritis dapat meningkat seiring waktu.

"Ini terjadi karena lari menyebabkan sendi lutut mendapatkan hentakan berulang kali, yang dapat membuat cartilage menjadi aus," tambah Dr Yadav.

Berlari secara berlebihan juga dapat membuat orang-orang lebih berisiko terhadap patellar tendinitis. Patellar tendinitis merupakan cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut dengan tulang kering.

Untuk menghindari masalah lutut akibat jarak tempuh lari yang tinggi, orang-orang yang hobi berlari perlu melakukan sejumlah penyesuaian. Salah satunya adalah meningkatkan jarak tempuh lari secara bertahap.

Penting juga untuk fokus pada penggunaan teknik berlari yang tepat. Selain itu, orang-orang yang hobi berlari sangat dianjurkan untuk melakukan sejumlah latihan lain seperti latihan kekuatan dan latihan fleksibilitas.

"Dan perhatikan sinyal-sinyal yang diberikan tubuh," tutur Dr Yadav.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement