REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria sebaiknya tidak menjalani operasi untuk memperbesar alat kelaminnya. Ahli urologi dari London, Inggris, dr Gordon Muir, menjelaskan bahwa operasi pembesaran penis adalah tindakan bedah yang salah kaprah.
Dokter Muir mengungkapkan bahwa banyak pria Inggris menjadi cemas tentang ukuran penisnya setelah menonton film porno selama lockdown saat Covid-19. Itulah yang membuat mereka mencari layanan pembesaran penis.
"Mereka kemudian membandingkan diri dengan bintang porno, yang ukuran penisnya tidak jamak secara statistik," kata dr Muir, dilansir The Sun, Senin (24/7/2023).
Menurut dr Muir, pemikiran itu ibarat menonton bola basket sepanjang hari kemudian orang berpikir tubuhnya seharusnya bisa lebih tinggi. Itu menyebabkan banyak pembedahan yang salah arah.
"Padahal, tidak ada yang aneh dengan alat kelamin mereka," ujar dr Muir.
Dokter Muir mengatakan bahwa banyak pria ingin alat kelaminnya menjadi lebih besar kemudian urung menjalani operasi setelah mendengar fakta sebenarnya tentang pembesaran penis. Memperbesar penis, lanjut dr Muir, tidak akan benar-benar meningkatkan kualitas kehidupan seks seperti yang dibayangkan banyak pria.
"Jika penis Anda terlalu besar, kepala penis akan sampai menyentuh leher rahim dan itu akan terasa menyakitkan," kata dr Muir.