Jumat 21 Jul 2023 20:06 WIB

Ciri Anak Kecanduan Gawai dan Cara Mengatasinya

Anak yang adiksi gawai ciri-cirinya anak menghabiskan sebagian waktu untuk gawai

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Ciri-ciri anak kecanduan gadget.
Foto: republika
Ciri-ciri anak kecanduan gadget.

REPUBLIKA.CO.ID, Ciri Anak Kecanduan Gawai dan Cara Mengatasinya

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah anak Anda akan marah jika dilarang main gawai? Mereka bahkan sampai tantrum dan berperilaku tidak baik? Hati-hatilah, bisa jadi anak Anda sudah menjadi adiksi atau kecanduan gawai. Bagaimananya ciri-ciri dan cara mengatasinya?

Dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis anak dan remaja (psikiatri) dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr Anggia Hapsari, SpKJ, SubspAR (K) mengatakan yang harus diwaspadai saat anak bermain gawai adalah apakah anak tahap normal atau adiksi. Dokter Anggia mengungkapkan anak yang sudah adiksi gawai ciri-cirinya anak menghabiskan sebagian waktu untuk gawai, bahkan anak curi waktu untuk bermain gawai atau peroleh gawainya.

"Anak juga tunjukkan gejala tantrum atau gelisah ketika dilarang main gawai," ujarnya dalam Exclusive Media Interview, dengan topik selaras "Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas", Jumat (21/7/2023).

Selain itu, lanjut dr Anggia, anak juga akan selalu memikirkan gawai, bahkan anak selalu membicarakan soal gawai sehingga berdampak sosialisasi anak menjadi terganggu."Anak tidak berminat dengan aktivitas lain selain gawai," tambahnya.

Untuk mengatasinya, menurut dr Anggia, orang tua harus membatasi atau menghentikan anak bermain gawai. "Anak akan tantrum dan marah, pasti. Orang tua jangan terintimidasi," ujarnya.

Ia menyarankan orang tua untuk menyiapkan emosi juga. Orang tua harus menjadi jangkar emosi mereka ketika anak marah. "Kita harus siap. Kita harus tenang," ujarnya.

Menurutnya, orang tua harus sabar menghadapi anak. Ia mengungkapkan perilaku anak mengintimidasi orang tua, paling lama berlangsung selama satu bulan. "Selama satu bulan harus siapkan aktivitas alternatif yang lain," sarannya.

Ia mengatakan usahakan aktivitas berkelompok berupa aktivitas fisik produktif. Saat bermain gawai, anak mendapatkan hormon dophamin, oleh karena itu, orang tua harus mencari aktivitas lain yang juga menghasilkan dophamin sebagai pengganti kesenangan mereka.

"Itu harus orang tua yang atur. Tidak bisa diserahkan pada anak. Orang tua yang buat pilihan tersebut dan dampingi anak serta disiplinkan anak," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement