Jumat 21 Jul 2023 15:05 WIB

Berinteraksi dengan Teman Disabilitas Ada Caranya, Nggak Sembarangan

Paling sederhana adalah tidak menganggap disabilitas sosok yang perlu dikasihani.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Gita Amanda
Staf Khusus Presiden bidang sosial Angkie Yudistia saat peluncuran buku keempat, Menuju Indonesia Inklusi di Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2023).
Foto: Republika/Meiliza Laveda
Staf Khusus Presiden bidang sosial Angkie Yudistia saat peluncuran buku keempat, Menuju Indonesia Inklusi di Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian hak dan perlakuan yang sama terhadap penyandang disabilitas di Indonesia masih menjadi sorotan dan tugas bersama. Menurut data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebanyak 22.9 juta.

Melihat banyaknya jumlah penyandang disabilitas, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengatakan ini menjadi tantangan bersama untuk menjamin keterbukaan akses bagi mereka. Hal ini dilakukan agar mereka dapat merasakan manfaat yang diberikan oleh pemerintah baik pusat dan daerah.

Baca Juga

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memperhatikan etika saat berinteraksi dengan mereka. “Ketika stigma masyarakat menganggap disabilitas merupakan aib, kita harus mengubahnya. Memang itu tidak mudah,” kata Angkie dalam peluncuran buku terbarunya berjudul Menuju Indonesia Inklusi di Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2023).

Menurut dia, cara paling sederhana adalah tidak menganggap mereka sebagai sosok yang perlu dikasihani dan merangkul mereka menjadi teman. Cara ini juga didukung oleh aturan dari pemerintah beserta implementasi masyarakat.

“Jadi, toleransi kita dengan memberikan kesempatan yang sama, memberikan akses yang sama. Hal ini tidak bisa selesai dalam sekejap sehingga inilah menjadi tantangan masyarakat agar bisa memberikan perlakuan yang sama,” ujarnya.

Angkie menyebut salah satu etika utama adalah menjaga pandangan mata. “Tolong yang utama jaga mata. Itu perasaan kami akan awkward. Kalau mau mandang jangan langsung ke titiknya,” ucap dia.

Dalam bukunya, tertulis beberapa cara lain yang bisa dilakukan berdasarkan jenis penyandang disabilitas. Misalnya, etika berinteraksi pada penyandang disabilitas sensoril netra, pastikan mereka sudah menyadari kita sebelum mulai berinteraksi. Misalnya, dengan menepuk lembut di pundak dan lengan atas.

Anda bisa juga tanyakan apakah mereka butuh bantuan atau dampingan. Jika ingin didampingi, tanyakan dulu ingin didampingi seperti apa. Saat menuntun, biarkan mereka yang memegang pendamping, bukan sebaliknya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement