REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---CEO Tesla Elon Musk berpotensi menjadi target investigasi atas dugaan penyalahgunaan dana perusahaan. Dewan Direksi Tesla memiliki kecurigaan bahwa Musk menggunakan uang perusahaan untuk keperluan pembangunan "Project 42".
Project 42 merupakan proyek rahasia dari Tesla yang bertujuan untuk membangun sebuah bangunan dengan dinding kaya yang tak biasa. Orang-orang dalam di Tesla kerap menyebut Project 42 sebagai proyek pembangunan rumah untuk tempat tinggal Musk.
Pembelian kaca khusus untuk Project 42 pertama kali menjadi perhatian para pegawai Tesla pada tahun lalu. Orang dalam di Tesla mengungkapkan bahwa desain bangunan dalam Project 42 memiliki bentuk segi enam yang bengkok atau kubus seperti toko Apple yang ikonik di 5th Avenue.
Berdasarkan rencana, bangunan ini akan memiliki sejumlah ruangan pribadi seperti kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Keberadaan ruang-ruang pribadi inilah yang mengindikasikan bahwa bangunan dalam Project 42 akan diperuntukkan sebagai tempat tinggal, bukan untuk keperluan Tesla.
Untuk saat ini, status dan hasil investigasi masih belum dibuka kepada publik. Akan tetapi, para dewan direksi diyakini melakukan investigasi untuk menakar keterlibatan Musk dalam Project 42 sekaligus memastikan apakah jam kerja para pegawai yang terlibat di dalam proyek tersebut disalahgunakan untuk pembangunan rumah pribadi Musk atau tidak.
Banyak perusahaan besar sekelas Tesla yang memberikan bonus mewah kepada para eksekutifnya. Namun seperti dilansir GizmoChina pada Kamis (13/7), Tesla memiliki aturan yang cukup ketat terkait hal tersebut.
Tesla mewajibkan semua pengeluaran yang melebihi 120.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,8 miliar untuk menjadi objek pemeriksaan audit oleh dewan komite. Pengeluaran ini termasuk pengeluaran yang berkaitan dengan pemberian bonus untuk CEO.
Situasi serupa pernah dialami oleh mantan COO Facebok yang kini bernama Meta, yaitu Sheryl Sandberg. Kala itu, Sandberg menjadi target investigasi karena diduga memanfaatkan dana peruhsaan untuk keperluan pribadi, seperti perencanaan pernikahan.
Tak hanya itu, Sandberg juga diduga menyalahgunakan posisinya untuk meredam pemberitaan negatif mengenai pasangannya kala itu, yaitu Bobby Kotick.
Meski begitu, kasus Musk dinilai lebih menonjol dibandingkan Sandberg. Alasannya, Musk merupakan sosok CEO yang memiliki nama besar. Implikasi dari investigasi terhadap Musk juga berpotensi memunculkan konsekuensi yang besar, sehingga harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan kehati-hatian.