REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berkunjung ke suatu tempat wisata, terkadang ada saja kepercayaan masyarakat yang bersifat takhayul. Contohnya, hubungan yang dijalin dengan pasangan akan bubar jika melintasi Jembatan Merah Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, berduaan.
Lalu, pengunjung objek wisata Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) disebut-sebut bisa awet muda kalau cuci muka dengan air di Bale Petirtan. Di lokasi wisata luar negeri, hal serupa juga banyak.
Salah satunya di Air Mancur Trovi di Roma, Italia. Konon, pengunjung yang melempar satu koin ke air mancur menggunakan tangan kanan melalui bahu kirinya, bisa kembali ke Roma.
Sementara itu, pelempar dua koin bakal menemukan jodohnya. Lempar tiga koin? Anda akan segera menikah, begitu kepercayaannya.
Sebagai Muslim, bagaimana seharusnya bersikap ketika berhadapan dengan takhayul di lokasi wisata? Pimpinan Ma’had Aly Zawiyah Jakarta, ustadzah Badrah Uyuni, mengatakan umat Islam tentu saja tidak boleh percaya terhadap hal-hal yang mengandung unsur takhayul atau khurafat walaupun banyak yang mempraktikkannya.
"Ada beberapa ayat dan hadist terkait tentang itu," jelas ustadzah Badrah saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/7/2023).
Ayat Alquran yang berkaitan dengan hal tersebut adalah Surat Al-An’am (6:116), Surat Yunus (10:36), Surat Al-A’raf (7:33), dan Surat Al-Jinn (72:18). Ustadzah Badrah mengingatkan bahwa Muslim tidak boleh percaya hal-hal gaib seperti itu.
"Karena itu, nanti akan merusak sistem akidah kita, pondasi kita,” katanya.
Lalu, bagaimana cara mengantisipasi supaya tidak mudah percaya terhadap hal yang mengandung unsur takhayul? Tentunya, menurut ustadzah Badrah, orang Islam harus mencari pengetahuan yang benar terkait itu dan berpegang pada standar gaya hidup Muslim.
"Bahwa kita harus memegang ajaran kita, sebagai Muslim itu apa saja sih fondasi-fondasinya, apakah ini kategorinya termasuk syirik atau tidak ya," ujar ustadzah Badrah.
Selanjutnya, ustadzah Badrah menyebutkan, umat Islam harus mempunyai dan mengembangkan kesadaran batin yang mendalam. Agar tidak mudah terjerumus dengan hal-hal takhayul atau khurafat, pengetahuan saja tidak cukup.
Bangun juga kedekatan dengan Allah SWT. Caranya adalah dengan berdzikir, lebih banyak membaca Alquran, dan tahu apa yang dihalalkan serta diharamkan dalam agama.
Ustadzah Badrah juga menyebut bahwa sesama Muslim hendaknya saling mengingatkan. Ketika melihat teman yang mempercayai hal-hal mistis di lokasi wisata, coba pahami hal yang membuatnya demikian.
"Sisi spiritualitas seperti apa yang mereka alami? Itu yang mungkin akan lebih memudahkan kita untuk bisa mengurai mengapa seseorang itu bisa sampai pada tahap mempercayai hal-hal mistis seperti itu, walaupun buktinya dari sekian banyak kejadian, ada berapa persen sih yang sebenarnya itu terjadi," katanya.
Bagaimana cara menghadapi teman-teman yang percaya dengan hal-hal takhayul dan khurafat? Ustadzah Badrah menganjurkan agar tidak menjauhi teman tersebut. Cobalah menjalin komunikasi bersama mereka dengan terbuka dan jujur. Contohnya, "Ayolah, kita terbuka, jujur, sebenarnya kamu percaya atau sekadar main-main saja.".
"Kalau misalnya percaya, kita bukakan pandangan mereka sebenarnya ajaran agama Islam itu seperti apa, apalagi kalau teman dekat ya pendekatannya harus lembut, kita menghadapi perbedaan pendapat itu harus seperti apa," ujarnya.
Berikutnya, beri tahu pengetahuan agama yang sebenarnya. Contohnya, seperti apa prinsip-prinsip dasar tentang takhayul dan khurafat dalam Islam.
"Terus tetaplah kita yakin bahwa apa yang kita yakini selama ini benar supaya dia akan terus melihat bahwa itu perbuatannya adalah salah," katanya.