REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan reproduksi masih sering dihadapi para pria, utamanya pada usia yang sudah semakin tua. Salah satu gangguan reproduksi yang risikonya bertambah tinggi seiring bertambah umur adalah alat vital loyo atau disfungsi ereksi.
Dokter spesialis urologi Eka Hospital BSD, dr Dyandra Parikesit, mengatakan disfungsi ereksi (DE) merupakan kondisi di mana alat kelamin pria mengalami gangguan. Hal itu menyebabkan pria tidak dapat ereksi atau tidak dapat mempertahankan ereksi untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan. Derajat DE beragam mulai dari gangguan minimal terhadap ereksi hingga tidak bisa ereksi sama sekali.
"Pada kasus ini, kebanyakan pria merasa malu untuk memeriksakan diri dan menimbulkan banyak masalah mulai dari kehidupan seksual hingga kesehatan mental," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/6/2023).
Faktanya disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit yang bisa dikeluhkan semua pria, karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring bertambahnya tua. Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita untuk terus waspada dan siap tanggap untuk segera memeriksakan diri ketika mulai merasakan gejalanya.
Ada beberapa faktor yang harus Anda ketahui yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami disfungsi ereksi, serta apa saja dampak dari disfungsi ereksi pada kesehatan fisik serta mental Anda.
Penyebab
Meski disfungsi ereksi menjadi semakin umum saat bertambah tua, ada beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit ini. Gangguan disfungsi ereksi diketahui dapat disebabkan karena beberapa faktor yakni stres dan kelelahan, gangguan hormon, gangguan pada pembuluh darah, obesitas, kurang berolahraga, merokok, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi obat-obatan tertentu dan riwayat penyakit tertentu.
Apakah disfungsi ereksi berbahaya? Menurut dokter Dyandra, biasanya, disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi.
"Namun jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, itu bisa menandakan adanya suatu penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis," ujarnya.
Disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan permasalahan antar pasangan dan tak jarang mengganggu hubungan dan kebutuhan reproduksi baik untuk pasangan dan diri Anda sendiri.
Tapi sayangnya, masih banyak pria yang enggan untuk menceritakan dan memeriksakan disfungsi ereksi yang mereka alami. Ini dikarenakan masalah gangguan reproduksi seringkali dipandang sebelah mata dan kerap menyebabkan rasa malu pada pengidapnya hingga akhirnya mereka menyembunyikan gangguan tersebut.
"Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter, maka dari itu jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait," ujarnya. Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, Anda bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan lebih cepat dan kembali dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat bersama dengan pasangan Anda.