Kamis 29 Jun 2023 15:04 WIB

Mengapa Kasus Rabies Akhir-Akhir Ini Meningkat?

hingga April 2023 di Indonesia terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Warga membawa anjing untuk vaksinasi rabies di Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga membawa anjing untuk vaksinasi rabies di Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setelah pandemi Covid 19 berlalu, orang sudah mulai banyak beraktivitas di luar rumah. Rupanya hal ini memicu penyakit baru lantaran kita pun berpotensi bertemu anjing.

Akibatnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, baru-baru ini ditemukan 11 kasus kematian akibat rabies.

Baca Juga

Diungkapkan oleh Dr Asep Purnama, SpPD-FINASIM dari RSUD dr.TC Hillers Maumere, sebanyak 99 persen penularan rabies melalui anjing. "Memang bisa ditularkan melalui kucing, monyet, dan sebagainya. Jadi hati-hati sekarang rawan tertular rabies,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6/2023).

Ia mengatakan selama pandemi Covid-19, masyarakat jarang sekali keluar rumah ataupun bertemu anjing di jalanan. Selama tiga tahun ini pun anggaran fokus untuk menangani Covid-19, sehingga cakupan vaksinasi rabies pada anjing berkurang, tidak ada perlindungan, anjing tertular rabies dan ditularkan ke manusia.

Dalam hal ini, lanjut dr Asep, anjing yang menggigit manusia dapat menularkan rabies. Berdasarkan data tersebut, hingga bulan April 2023 di Indonesia terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies dan 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin antirabies.

Lebih lanjut, sebanyak 26 provinsi menjadi wilayah endemis rabies, tetapi terdata 12 provinsi yang bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Pegunungan.

Ia mengungkapkan di NTT lagi heboh karena memang kebetulan terjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Sikka dan terjadi kematian manusia. Memang sebetulnya sejak tahun 1997 virus rabies masuk Flores. Masalahnya, virus yang biasanya hanya ada di Flores sekarang menyebar ke Pulau Timor.

"Masyarakat setempat ketakutan dan anjingnya belum divaksin semua, jadi ini heboh. Ini keadaannya relatif cukup menakutkan, karena obatnya tidak ada tetapi bisa dicegah,” kata dr Asep memaparkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, sekarang ini saatnya kita berhati-hati untuk tidak tertular rabies. Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies, jika seseorang tertular rabies dan sudah muncul gejala yang khas seperti takut air (hydrophobia) dan takut udara (aerophobia) maka angka kematiannya bisa dikatakan 100 persen karena sampai saat ini belum ada obatnya.

"Tapi kalau terluka akibat gigitan anjing, lukanya dibersihkan, kemudian menerima vaksin rabies, itu akan 100 persen terjamin tidak akan tertular rabies,” katanya menambahkan.

Ia pun menjelaskan gambaran klinis orang yang positif rabies. Setelah orang digigit anjing pengidap rabies, ada masa inkubasi sekitar 20 sampai 90 hari untuk virusnya masuk ke dalam tubuh dan belum menimbulkan gejala.

Kemudian, muncul gejala, seperti panas, daerah luka mati rasa, dan gatal. Setelah itu, satu sampai dua hari muncul gejala neurologis yang akut dankhas, yaitu takut air dan takut udara. Apabila sudah berada di tahap ini, sudah tidak bisa ditolong atau fatal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement