REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini terjadi peningkatan insiden orca yang umumnya dikenal sebagai paus pembunuh. Mereka menyebabkan kerusakan pada kapal layar di sepanjang pantai Spanyol dan Portugis.
Kelompok riset Atlantic Orca Working Group (GTOA) mengatakan, setidaknya 20 interaksi antara kapal kecil dan predator telah didokumentasikan pada bulan ini di Selat Gibraltar. Kelompok itu memantau populasi subspesies orca Iberia.
Perilaku ini diyakini terkait dengan kecenderungan orca terhadap perilaku peniruan, seperti yang disoroti dalam laporan oleh Live Science. Dalam insiden yang dilaporkan, orca yang lebih kecil di sekitarnya tampaknya meniru orca yang lebih besar.
“Dua orca yang lebih kecil mengamati teknik yang lebih besar. Mereka juga bertabrakan dengan kapal," kata seorang nakhoda yang kapalnya diserang pada 4 Mei lalu.
Sebagian besar pertemuan antara orca dan kapal layar tidak berbahaya. Namun, baru-baru ini terjadi peningkatan penyerangan, seperti yang dinyatakan oleh ahli biologi dan perwakilan dari Kelompok Kerja Orca Atlantik López Fernandez.
Fernandez menyarankan penyerangan yang meningkat dapat dikaitkan dengan peristiwa traumatis yang berpotensi memicu perubahan perilaku pada orca tertentu. Kemudian itu dapat memengaruhi populasi lainnya. Para ahli mencurigai momen penderitaan kritis yang dialami oleh orca betina bernama White Gladis. Peristiwa traumatis ini, seperti tabrakan kapal atau jebakan selama penangkapan ikan ilegal, mungkin telah bertindak sebagai katalis yang menyebabkan orca melakukan kontak fisik dengan perahu.
“Orca yang mengalami trauma itulah yang memulai perilaku kontak fisik dengan kapal ini,” kata dia.
Perilaku tidak biasa yang diamati pada orca juga dapat dikaitkan dengan keceriaan atau apa yang oleh peneliti disebut sebagai fad, perilaku yang awalnya ditampilkan oleh satu atau dua individu dan untuk sementara diadopsi oleh yang lain sebelum akhirnya ditinggalkan.
Dilansir Hindustan Times, Sabtu (10/6/2023), bari-baru ini sebuah kapal layar dalam perjalanan ke Gibraltar di lepas pantai selatan Spanyol bertemu dengan sekelompok orca yang mematahkan kemudi dan menusuk lambung kapal. Inisiden tersebut membuat empat awak mencari bantuan dari otoritas Spanyol. Sementara pada 22 Mei saat kapal setinggi 26 kaki yang berlayar di dekat Selat Gibraltar di lepas pantai Cape Spartel harus menghadapi serangan orca.
Pada 4 Mei malam, tiga orca menyerang kapal pesiar Swiss bernama Champagne saat berlayar melalui Selat Gibraltar. Orcas menargetkan dan merusak kemudinya yang pada akhirnya menyebabkan kapal pesiar itu tenggelam.