Kamis 08 Jun 2023 17:18 WIB

Tanda Depresi yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Sedih Selama 2 Pekan

Terkadang, ada orang-orang yang tak menyadari tanda depresi yang dirasakannya.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Depresi (ilustrasi). Ada beberapa tanda depresi yang sering diabaikan seseorang, salah satunya merasa sedih semala dua pekan.
Foto: Pxfuel
Depresi (ilustrasi). Ada beberapa tanda depresi yang sering diabaikan seseorang, salah satunya merasa sedih semala dua pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi di Amerika Serikat. Depresi memengaruhi lebih dari 18 juta orang dewasa di negara tersebut.

Karena tidak semua orang yang mengalami depresi mencari pertolongan, angkanya mungkin bisa jauh lebih tinggi. Meskipun depresi begitu umum, terkadang gejalanya tidak terdeteksi. Kecuali jika seseorang menyadari tanda-tanda halusnya, sehingga banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa teman atau keluarganya sedang mengalaminya.

Baca Juga

Terlebih lagi, bahkan mungkin Anda tidak mengenali tanda-tanda dalam hidup sendiri sebagai gejala depresi. Dilansir laman Best Life, Kamis (8/6/2023), berikut ini adalah enam tanda depresi menurut pakar kesehatan mental yangs sering diabaikan:

1. Kesedihan yang terus-menerus

Seorang konselor profesional Thriveworks yang berspesialisasi dalam depresi, stres, hubungan, dan transisi kehidupan, Chris Rodriguez, mengatakan jika seseorang merasa sedih selama lebih dari dua pekan, itu adalah tanda depresi. Meskipun tanda ini tampak jelas, tapi rasa sedih yang berlarut-larut tidak selalu jadi gejala depresi.

Terkadang, seseorang mungkin begitu terbiasa merasa sedih sehingga mereka berpikir itu normal untuk merasa seperti itu, atau memang begitulah hidup. Meski begitu, Rodriguez menekankan jika seseorang merasa sedih selama lebih dari dua pekan, mereka harus menemui penyedia layanan kesehatan atau terapis profesional untuk mendapatkan bantuan.

2. Melewatkan aktivitas yang biasa dinikmati

Bergantung pada rencana yang muncul di menit terakhir, telah menjadi hal normal, sehingga banyak yang mungkin tidak menyadari bahwa ini sebenarnya bisa menjadi tanda depresi. Rodriguez mengatakan, jika seseorang tidak lagi menikmati atau berpartisipasi dalam aktivitas yang dulu mereka sukai, itu harus dianggap sebagai gejala yang harus diperhatikan.

3. Perubahan nafsu makan

“Salah satu gejala (depresi) yang cenderung diabaikan adalah perubahan nafsu makan,” kata Rodriguez.

Dia mengatakan, nafsu makan seseorang bisa meningkat atau menurun ketika sedang berada dalam fase depresi. "Jika seseorang mengalami perubahan berat badan 5 persen atau lebih dalam sebulan, ini perlu menjadi perhatian," kata dia. Dia menyebut, perubahan berat badan yang drastis dapat menunjukkan bahwa seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, dan ini dapat berdampak drastis pada kesehatan mental.

4. Perubahan kebiasaan tidur

Depresi sering diasosiasikan dengan tidur lebih lama dari biasanya dan meskipun hal ini pasti biasa terjadi. CEO perusahaan kesehatan mental Vistagen, Shawn Singh, mengatakan bahwa setiap perubahan kebiasaan tidur bisa menjadi tanda depresi. Faktanya, 75 persen orang dengan depresi mengalami kesulitan tidur.

5. Bertindak di luar karakter

Singh mengatakan, perubahan kepribadian juga bisa menjadi tanda depresi. Menurut sebuah penelitian ilmiah, neurotisme dan kesadaran berhubungan dengan depresi. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa perubahan kepribadian ini tidak permanen. Begitu depresi seseorang mulai terangkat, mereka akan kembali merasa seperti diri mereka yang dulu.

6. Pembicaraan diri sendiri yang negatif

Pembicaraan diri yang negatif adalah suara hati yang pesimistis yang dapat melemahkan jiwa seseorang, membuatnya merasa kurang percaya diri. Singh mengatakan, pemikiran negatif adalah gejala depresi yang sering diabaikan orang. Perlu ditegaskan kembali bahwa memiliki jenis pemikiran seperti ini tidak menjadikannya benar.

Namun, jika mengalami enam gejala tersebut, ada beberapa cara untuk menghilangkannya. Jika mengalami salah satu dari tanda-tanda tersebuf, Rodriguez merekomendasikan untuk menemui penyedia layanan kesehatan atau terapis. Jika berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, segera hubungi pihak berwenang setempat.

Rodriguez mengatakan, melakukan aktivitas yang berkebalikan dari apa yang ingin dilakukan, juga dapat membantu. Misalnya, bangun dari tempat tidur pada pagi hari saat Anda lebih ingin mengurung diri di balik selimut.

Jika melihat tanda-tanda depresi ini dalam kehidupan orang yang kita cintai, Singh menyarankan untuk mendekati mereka dengan empati dan kepekaan. “Benar-benar dengarkan mereka dan dorong mereka untuk mencari perawatan,” kata dia.

Singh mengatakan, dengan membuat rencana aktivitas yang tidak terlalu menekan (seperti jalan-jalan bersama), juga dapat memberi orang tersebut kesempatan untuk terbuka tentang kesehatan mentalnya jika mereka merasa nyaman melakukannya. “Secara keseluruhan, bersikaplah lembut, peduli, dan menyemangati,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement