REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukralosa merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang sangat populer. Selain memiliki nol kalori, sukralosa juga 600 kali lebih manis dari gula. Namun, di sisi lain, sukralosa memiliki kandungan zat kimia yang dapat merusak DNA.
Zat kimia tersebut dikenal dengan nama sucralose-6-acetate. Zat kimia ini sebenarnya bisa tercipta secara alami ketika sukralosa sedang dicerna di dalam usus. Saat proses pencernaan tersebut, bakteri usus dapat mengubah sukralosa menjadi senyawa sucralose-6-acetate.
Seperti dilansir laman Indian Express, senyawa larut lemak ini bersifat genotoksik. Artinya, sucralose-6-acetate bisa memecah DNA.
Menurut studi yang dilakukan tim peneliti dari North Carolina State University, sucralose-6-acetate juga ditemukan di dalam produk-produk sukralosa yang dijual bebas di pasaran. Kandungan sucralose-6-acetate ini sudah ada di dalam produk sukralosa sebelum pemanis buatan tersebut dikonsumsi dan dicerna.
Tak hanya itu, tim peneliti juga memantau kadar sucralose-6-acetate di dalam produk minuman berpemanis sukralosa. Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa satu porsi minuman berpemanis sukralosa memiliki kadar sucralose-6-acetate yang melebihi ambang batas harian.
"Dan itu belum termasuk jumlah sucralose-6-acetate yang diproduksi sebagai metabolit saat orang-orang mengonsumsi sukralosa," kata salah satu peneliti dari North Carolina State University dan University of North Carolina, Susan Schiffman.
Dalam studi yang dipublikasikan pada Journal of Toxicology and Environmental Health ini, tim peneliti turut melakukan beberapa percobaan in vitro. Melalui percobaan ini, tim peneliti memaparkan sel darah manusia ke sucralose-6-acetate. Setelah itu, tim peneliti melakukan pemantauan sambil mencari tanda genotoksisitas pada sampel.
"Kami menemukan bahwa sucralose-6-acetate genotoksik, dan zat kimia ini secara efektif memecah DNA dalam sel yang terpapar," ujar Schiffman.
Tim peneliti juga melakukan percobaan lain dengan memaparkan jaringan lapisan dinding usus pada sucralose-6-acetate. Hasil dari percobaan ini mengindikasikan bahwa paparan sucralose-6-acetate bisa menyebabkan kebocoran usus. Hal ini bisa terjadi karena paparan tersebut menyebabkan kerusakan pada area tempat sel-sel dinding usus saling terhubung.
"(Zat kimia) ini membuat dinding usus lebih berpori," kata Schiffman.
Selain itu, tim peneliti menemukan adanya peningkatan aktivitas pada gen sel-sel usus yang terpapar sucralose-6-acetate. Peningkatan aktivitas ini berkaitan dengan stres oksidatif, peradangan, serta karsinogenitas.
Temuan dalam studi terbaru ini mengindikasikan penggunaan sukralosa sebagai pemanis buatan membawa beberapa risiko yang signifikan. Berdasarkan temuan ini, Schiffman menilai perlu adanya peninjauan ulang terkait keamanan dan regulasi sukralosa.
"Bila tak dilakukan, saya mengimbau orang-orang untuk menghindari produk yang mengandung sukralosa. Ini sesuatu yang seharusnya tak Anda konsumsi," ujar Schiffman.