Jumat 26 May 2023 11:50 WIB

Buah yang Perlu Disantap Agar Anak Lebih Konsentrasi di Sekolah

Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kesulitan fokus dan konsentrasi buruk.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Buah stroberi. Beberapa studi ilmiah mengungkap berbagai buah beri dapat membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, fungsi eksekutif, dan waktu respons, semua kualitas penting yang dibutuhkan untuk berhasil dalam ujian.
Foto: EPA-EFE/ERIK ANDERSON AUSTRALIA AND NEW ZEAL
Buah stroberi. Beberapa studi ilmiah mengungkap berbagai buah beri dapat membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, fungsi eksekutif, dan waktu respons, semua kualitas penting yang dibutuhkan untuk berhasil dalam ujian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar gizi menyarankan orang tua memberi anak-anaknya menu sehat agar bisa berkonsentrasi dengan lebih baik di sekolah. Ahli gizi kesehatan masyarakat dan penasihat Love Fresh Berries, Emma Derbyshire, mengatakan bahwa menu itu adalah buah beri.

"Beberapa studi ilmiah mengungkap berbagai buah beri dapat membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, fungsi eksekutif, dan waktu respons, semua kualitas penting yang dibutuhkan untuk berhasil dalam ujian," ujar Derbyshire, dikutip dari laman The Sun, Jumat (26/5/2023).

Baca Juga

Derbyshire menjelaskan buah beri juga mengandung polifenol yang sangat baik untuk menjaga kadar gula darah. Derbyshire merekomendasikan beberapa jenis buah beri, seperti raspberry, blueberry, atau stoberi untuk dimasukkan ke dalam menu sarapan atau menu camilan sore.

Menurut sains, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kesulitan fokus dan konsentrasi buruk. Jajak pendapat baru yang dilakukan ahli gizi dan digagas oleh Love Fresh Berries telah mengungkap bahwa 72 persen anak tidak sarapan dengan layak di hari ujian.

Sebagian besar remaja diketahui mengonsumsi junk food sebelum berangkat ujian. Menanggapi itu, Derbyshire mengimbau orang tua memberikan alternatif menu sarapan berupa buah beri yang terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kinerja otak.

"Ini adalah perubahan pola makan kecil yang mungkin tampak kecil, tetapi bisa membuat perbedaan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement