REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meghan Markle menjadi berita utama tahun lalu karena mengkritik acara permainan televisi Deal or No Deal. Menurut Markle, dia diremehkan dalam acara itu hingga menjadi sekadar "bimbo", sebutan bagi perempuan yang menarik, tapi bodoh.
Di episode podcast-nya, Archetypes, Markle menyebutkan dia kemudian berhenti dari pertunjukan. Perempuan berusia 41 tahun itu memiliki pandangan bahwa potensinya jauh lebih dari apa yang ditampilkan di atas panggung.
"Saya tidak suka merasa dipaksa untuk terlihat dan sedikit substansi, dan itulah yang saya rasakan saat itu; dikecilkan menjadi archetype khusus ini: kata 'bimbo'," kata Markle saat mengobrol dengan Paris Hilton, dilansir Page Six, Jumat (26/5/2023).
Istri dari Pangeran Harry ini mengenang masa itu semata-mata tentang kecantikan dan belum tentu tentang otak.
"Saya bersyukur atas pekerjaan itu, tetapi bukan tentang bagaimana perasaan saya, yang tidak cerdas. Ngomong-ngomong, saya dikelilingi oleh wanita pintar, tapi bukan itu fokusnya," ujarnya.
Menanggapi hal itu, seorang eksekutif Deal or No Deal tidak setuju dengan penilaian Markle yang blak-blakan tentang acara tersebut. Lucas Green yang merupakan chief content officer untuk Banijay, perusahaan yang meluncurkan kembali acara permainan populer di seluruh dunia itu, membantah kritik mantan pemeran Suits terhadap Deal or No Deal karena membuatnya menjadi "bimbo".
Saat ditanya oleh Variety apakah dia setuju dengan penilaian itu, Green dengan singkat berkata, "Tidak". Di sisi lain, dia mencatat bahwa acaranya sedang berubah. Pihaknya terus mengembangkan format acara sehingga tidak sama dengan pertunjukan 15 tahun yang lalu dan sebelumnya.
"Banyak pekerjaan dilakukan untuk memodernisasi format kami untuk memastikan format tersebut mewakili nilai-nilai kami sebagai perusahaan dan masyarakat yang lebih luas," kata Green.
Komentar Markle juga mendapat kecaman dari mantan rekannya. Namun, mantan "gadis koper" Claudia Jordan membela format tersebut. Melalui Instagram Stories-nya, Jordan mengungkapkan bahwa bertindak sebagai model di acara permainan belum tentu tentang kecerdasan.
"Tapi setiap pertunjukan produser eksekutif memilih lima model dengan kepribadian yang paling ramah dan menyenangkan untuk menempatkan mikrofon pada siapa yang mereka tahu akan terlibat dengan para kontestan," kata Jordan.
Jordan kemudian mengklaim acara tersebut "tidak pernah" memperlakukan gadis mana pun seperti "bimbo". Dia menyebut bahwa gadis-gadis mendapatkan begitu banyak peluang karena pertunjukan itu, misalnya, Fremantle dan NBC. Peluang seperti itulah yang dibuat, menurut Jordan.
"Jika Anda hanya muncul dan tidak terlibat, Anda akan memeriksa dan tidak mendapatkan banyak darinya, tetapi jika Anda muncul dan memanfaatkan momen Anda, tidak ada batasan untuk apa yang dapat Anda lakukan dengan peluang tersebut," ujarnya.