REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita bernama Anna McCartney dari Liverpool, Inggris, didiagnosis menderita kanker kulit agresif pada usia 41 tahun. Dilansir laman Express, pada awalnya, perempuan yang sekarang berusia 43 tahun itu melihat tanda peringatan kanker di dahinya melalui selfie atau swafoto yang dia klik untuk kuesioner kulit daring, lapor Express.
McCartney merasa ada yang tidak beres dengan titik yang tidak biasa di dahinya. “Beberapa orang akan mengabaikannya tetapi, setelah menderita jerawat parah di awal usia 20-an, saya tahu ini bukan tempat yang normal. Itu seperti tiba-tiba muncul dalam semalam, jadi saya terus mengawasinya beberapa hari ke depan,” kata ibu satu anak perempuan berusia sembilan tahun itu kepada media, dikutip dari Times of India, Rabu (24/5/2023).
Dia kemudian melihat titik tidak biasa bertambah besar ukurannya. Setelah melihat adanya pertumbuhan di tempat itu, Mc Cartney pergi menemui ahli bedah plastik dan spesialis kanker yang menyarankannya untuk biopsi.
Sepekan kemudian, McCartney diberi tahu bahwa itu adalah benjolan kanker. Dia terdeteksi memiliki karsinoma sel skuamosa, suatu bentuk kanker kulit di mana kanker dimulai pada sel yang melapisi bagian atas lapisan terluar kulit.
Dia harus menjalani operasi yang merupakan prosedur 30 menit dan pertumbuhan kanker telah diangkat. Dia menjalani proses ini pada Juni 2021.
Penyebab kankernya adalah melakukan tindakan sunbed (berjemur di kasur pemanas) dan UV tanning. Kedua aktivitas itu dilakukan dengan tujuan mendapatkan warna kulit yang eksotis.
“Berjemur di kursi jemur harus dilarang sejauh yang saya ketahui, mereka tidak memiliki tempat di dunia kecantikan dan menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada warna cokelat,” kata dia kepada media.
Tanning bisa berbahaya jika Anda memiliki tahi lalat, memiliki kulit sensitif, memiliki riwayat keluarga kanker kulit, riwayat sengatan matahari, dan sedang dalam pengobatan yang membuat kulit sensitif terhadap kulit. Kanker kulit adalah kelompok kanker yang paling umum didiagnosis di seluruh dunia. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), WHO, 1,5 juta kasus baru kanker kulit terdeteksi pada tahun 2020.
“Berdasarkan perubahan populasi global, para ilmuwan memperkirakan bahwa lebih dari 500 ribu kasus baru melanoma per tahun dan hampir 100 ribu kematian akibat melanoma diperkirakan terjadi di seluruh dunia pada 2040,” demikian laporan IARC.
Tingkat kejadian melanoma tertinggi ditemukan di Australia, Selandia Baru, Eropa Barat, Amerika Utara, dan Eropa Utara. Ada beberapa faktor risiko yang harus diwaspadai yakni:
1. Mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker kulit berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini
2. Mereka yang mengalami sengatan matahari parah harus berhati-hati.
3. Orang yang memiliki banyak tahi lalat perlu berhati-hati.
4. Mereka yang memiliki kulit cerah, mata biru, hijau atau cokelat, rambut berwarna terang, dan bintik-bintik harus selalu mengawasi setiap pertumbuhan abnormal pada kulit.