REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter dari Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM mengatakan idealnya orang-orang yang akan bepergian mendapatkan vaksin sesuai kebutuhan dua pekan sebelum keberangkatan. Itu penting agar antibodi terbentuk optimal.
"Antibodi itu akan terbentuk sempurna pada semua populasi yang divaksin itu kira-kira 28 hari. Pada orang-orang yang daya tahan tubuhnya baik, itu bisa lebih cepat, yaitu dua pekan," kata dr Sukamto yang menjabat sebagai ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa PB PAPDI itu di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Vaksin sesuai kebutuhan ini maksudnya berdasarkan berbagai pertimbangan seperti situasi epidemiologi di negara atau wilayah yang akan didatangi, riwayat vaksinasi, moda dan durasi perjalanan, usia dan status kesehatan dan persyaratan khusus negara. Dokter Sukamto menyarankan sebaiknya orang-orang merencanakan jenis vaksin sesuai kebutuhan saat berniat bepergian.
Vaksin yang umumnya berhubungan dengan perjalanan antara lain tifoid, hepatitis A, hepatitis B, measles (campak), meningococcal (meningitis), polio, Japanese encephalitis (ensefalitis Jepang), yelllow fever untuk mencegah demam kuning, dan rabies.
"Misalnya ke India, Vietnam wisata kuliner, itu tifoid, hepatitis A masih banyak. Jangan sampai kita dirawat, apalagi bila fasilitas kesehatannya tidak memadai dan lainnya," kata dr Sukamto.
Khusus untuk vaksin meningitis, saat ini pemberiannya sebatas anjuran bagi mereka yang akan menjalankan ibadah umroh dan wajib bagi calon haji. Vaksin meningitis bisa didapatkan setidaknya 10 hari sebelum keberangkatan menuju Tanah Suci.