REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Vokalis Coldplay Chris Martin membuka cerita tentang masa mudanya yang sempat menjadi homofobia. Ia juga pernah berandai-andai bagaimana jika dirinya adalah seorang gay, maka dunianya bisa benar-benar hancur.
“Ketika saya bersekolah di asrama, saya berjalan sedikit lucu dan sedikit terpental. Dan saya juga sangat homofobia karena saya seperti, 'Jika saya gay, saya benar-benar kacau selamanya'. Dan saya masih terlalu muda untuk memahami seksualitas,” ujar Chris dalam wawancara dengan Rolling Stone pada 2019 lalu.
Fobianya itu membuatnya merasa sangat khawatir, banyak pikiran berkecamuk hingga ia meragukan bakatnya sendiri. Ia bersyukur berada di sebuah asrama yang memiliki mahasiswi-mahasiswi cantik.
“Ada juga anak-anak hardcore yang hanya melakukan hal penting bagi mereka. Selama beberapa tahun, mereka sangat banyak berkata, 'Kamu pasti gay' dengan cara yang cukup meyakinkan, cukup agresif mengatakan itu kepada saya dan itu aneh bagi saya untuk beberapa tahun,” papar Chris.
Di bawah ejekan teman-teman mahasiswanya itu, Chris mengenang kebingungan berpikirnya pada saat itu. “Saya tidak tahu (apakah saya gay), dan bahkan jika saya gay, saya tidak bisa karena itu salah. Saya tidak akan bisa menjadi gay,” ungkapnya.
Kemudian di pertengahan masa mudanya yang terus berlanjut hingga fokusnya beralih ke musik, Chris menemukan bahwa dirinya bukan lah gay. Dia mulai kehilangan prasangka itu setelah lebih banyak terpapar pada dunia.
“Sekitar 15 tahun lebih, saya tidak tahu apa yang terjadi, saya seperti, ‘Ya, lalu kenapa?’ dan kemudian semuanya berhenti dalam semalam. Itu sangat menarik. (Saya) sedikit lebih terpapar ke dunia dan berpikir, 'Banyak pahlawan dalam hidup saya adalah gay', atau apa pun. Apa pun itu, itu tidak terlalu penting,” ucap vokalis band yang akan menggelar konser di Indonesia pada 15 November 2023 itu.
Chris yang menikah dengan aktris Gwyneth Paltrow selama tujuh tahun lalu berpisah pada 2014, memiliki dua orang anak. Kemudian ia dikabarkan menjalin hubungan dengan Dakota Johnson sejak 2017.
Konser Coldplay yang bertajuk Music of The Spheres World Tour, akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 15 November 2023, dan menyediakan sekitar 40 ribu tiket dengan beberapa kategori. Tiket pun sudah terjual habis bahkan hingga tiket termahal seharga Rp 11 juta.
Namun seperti banyak diketahui, Coldplay disebut-sebut mendukung LGBT dan kerap membawa bendera pelangi ke atas panggung. Hal ini tentu mengundang reaksi serius jika bendera itu dikibarkan di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Persaudaraan Alumni (PA) 212 sudah menolak kehadiran Coldplay apalagi dengan mengkampanyekan LGBT. Ini juga diikuti penolakan oleh Buya Anwar Abbas sampai Majelis Ulama Indonesia (MUI).
PA 212 juga menyebut akan melakukan demo besar-besaran jika Coldplay tetap nekat datang sembari mengibarkan bendera pelangi. Sementara pihak PK Entertainment belum memberi tanggapan dan kepastian tentang syarat bagi Coldplay untuk tak kibarkan bendera pelangi.