REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika naik pesawat, ada banyak penumpang yang khawatir tertular penyakit infeksi virus seperti Covid-19 karena kondisi kabin tertutup dan sempit. Merespons hal itu, dokter mengungkap bahwa sistem ventilasi di dalam pesawat sebetulnya dapat mengurangi risiko tersebut.
Dokter pun menyarankan penumpang pesawat untuk memastikan ventilasi udara di atas kepala dinyalakan, tidak dimatikan. Ia mencermati banyak orang tidak memanfaatkannya.
"Padahal, itu bisa memberikan sedikit lebih banyak perputaran udara di area tempat Anda duduk," kata Kepala Petugas Medis di Beth Israel Lahey Health, Amerika Serikat, dr Mark Gendreau, seperti dilansir The Sun, Selasa (16/5/2023).
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menjelaskan bahwa pesawat menggunakan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA). Penyaring udara ini mampu menghilangkan 99,97 persen partikel, debu, serbuk sari, jamur, dan bakteri di udara.
Dr Gendreau menjelaskan bahwa maskapai penerbangan memiliki kepentingan untuk memastikan ventilasi berfungsi dengan baik. Pasalnya, jika sistem tersebut tidak berfungsi, maka akan menyebabkan hambatan yang akan menguras pemakaian bahan bakar.
Bagaimana jika ada penumpang lain menderita Covid-19 beberapa baris dari tempat kita duduk? Menurut dr Gendreau, risiko penularannya rendah.
"Filter di dalam pesawat membantu mengurangi risiko Covid karena udara segar bisa membunuh virus," jelas dia.