Selasa 09 May 2023 17:08 WIB

Rumah Punya Bau Khas yang Berbeda-beda, Ini Penyebabnya

Saat berkunjung ke rumah teman atau kerabat, pernahkah Anda menghirup aroma khas?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang membuka pintu ketika hendak masuk ke rumah (ilustrasi). Setiap rumah memiliki aroma yang khas.
Foto: www.freepik.com.
Seseorang membuka pintu ketika hendak masuk ke rumah (ilustrasi). Setiap rumah memiliki aroma yang khas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berkunjung ke rumah teman atau kerabat, sebagian orang mungkin merasa rumah tersebut mengeluarkan aroma khas. Aroma ini bisa sangat beragam, mulai dari aroma yang hangat dan pedas, manis, segar, apak, hingga berbau seperti tumpukan pakaian.

Setiap rumah pada dasarnya memiliki aroma yang khas. Akan tetapi, aroma ini jarang disadari oleh penghuninya. Aroma tersebut umumnya terasa lebih kuat seiring dengan semakin lamanya sebuah rumah tersebut berdiri.

Baca Juga

Aroma khas yang terpancar dari suatu rumah ini dikenal pula sebagai occupancy odor. Occupancy odor tercipta dari campuran banyak aroma yang ada di dalam rumah.

"Seperti lilin, dupa, minyak esensial, dan semprotan ruangan, serta produk pembersih beraroma, harum masakan, deterjen baju, dan hewan peliharaan," kata pemilik Nashville Maids dan cleaning guru, Lauren Doss, seperti dilansir laman Best Life, Selasa (9/5/2023).

Occupancy odor bisa mengeluarkan aroma yang enak maupun kurang sedap. Setidaknya, ada empat faktor yang bisa mempengaruhi sedap atau tidaknya occupancy odor pada sebuah rumah. Berikut ini adalah keempat faktor tersebut:

1. Kebersihan

Kondisi rumah yang bersih merupakan kunci penting dalam menciptakan occupancy odor yang baik. Rumah yang semula memiliki occupancy odor baik bisa berubah menjadi tidak sedap dalam waktu singkat bila penghuninya tidak membersihkan rumah tersebut.

Oleh karena itu, pemilik rumah perlu membersihkan setiap sudut rumah secara berkala. Jangkau pula area-area yang kerap terlupakan seperti tong sampah, mesin cuci, mesin cuci piring, dan area pembuangan sampah.

2. Gaya hidup

Aktivitas sehari-hari dan gaya hidup para penghuni rumah turut mempengaruhi occupancy odor. Rumah yang penghuninya gemar memasak dengan beragam rempah cenderung mengeluarkan aroma yang lebih kuat. Contoh lainnya, rumah dengan penghuni perokok akan mengeluarkan bau yang berbeda dibandingkan rumah tanpa penghuni perokok.

3. Udara dan kelembapan

Rumah yang tak dihuni oleh pemiliknya juga tetap bisa mengeluarkan aroma yang khas. Aroma ini tercipta melalui kombinasi kualitas udara, kadar kelembapan, hingga keberadaan flora di sekitar rumah.

Sebagai contoh, rumah yang ada di dekat hutan bisa memiliki profil aroma yang berbeda dibandingkan rumah di area perkotaan. Aroma alami ini turut berkontribusi pada terciptanya occupancy odor di sebuah rumah berpenghuni.

4. Usia rumah

Semakin bertambahnya usia bangunan, rumah cenderung mengeluarkan aroma musty atau apak. Aroma ini terbentuk oleh bahan-bahan material rumah dan akumulasi debu.

Cuaca atau iklim turut berkontribusi pada aroma yang dikeluarkan oleh sebuah rumah. Rumah yang berlokasi di area lembap cenderung memiliki aroma apak karena adanya jamur. Sedangkan rumah di area kering cenderung memiliki aroma alami.

Bisakah diubah?

Tak semua aspek yang memengaruhi aroma suatu rumah bisa diubah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat rumah beraroma lebih baik.

Salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan lilin berpewangi atau minyak esensial. Penggunaan produk penyegar udara pun bisa membantu.

Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan rumah dengan baik. opsi lainnya adalah memelihara tanaman rumahan yang memiliki aroma wangi alami untuk menyegarkan udara.

Pastikan pula penghuni rumah membuka jendela dan pintu secara rutin. Cara ini memungkinkan terjadinya pertukaran udara yang lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement