Selasa 02 May 2023 15:44 WIB

Hari Asma Sedunia, Pasien Diperkirakan Naik Hingga 400 Juta Tahun 2025

Jumlah penderita asma di Indonesia 4,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penyakit asma (ilustrasi). Diperkirakan pada tahun 2025, angka pasien penderita asma mencapai 400 juta. Sedangkan angka kematian masih tetap tinggi, satu dari 250 orang adalah seorang penderita asma
Foto: republika
Penyakit asma (ilustrasi). Diperkirakan pada tahun 2025, angka pasien penderita asma mencapai 400 juta. Sedangkan angka kematian masih tetap tinggi, satu dari 250 orang adalah seorang penderita asma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memperingati Hari Asma Sedunia yang jatuh pada Selasa 2 Mei 2023. Kesempatan ini dijadikan sebagai momen tepat untuk mengedukasi masyarakat, khususnya bidang kesehatan paru terkait penyakit asma.

Tema yang diangkat pada peringatan kali ini adalah “Asthma care for all.” Sekretaris Jenderal PDPI dr Alvin Kosasih mengatakan pesan ini merupakan sosialisasi pengembangan dan implementasi program manajemen asma yang efektif di semua negara.

“Seperti yang kita ketahui bersama prevalensi asma itu berkisar satu sampai 18 persen populasi di berbagai negara, baik itu di negara maju maupun negara berkembang,” kata Alvin dalam konferensi pers yang disiarkan daring, Selasa (2/5/2023).

Asma merupakan masalah kesehatan global yang terjadi pada semua kelompok usia. Saat ini sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan angkanya akan terus meningkat.

“Diperkirakan pada tahun 2025, angka pasien penderita asma mencapai 400 juta. Sedangkan angka kematian masih tetap tinggi, satu dari 250 orang adalah seorang penderita asma,” ujar dia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020, asma merupakan salah satu jenis penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia hingga akhir tahun 2020. Jumlah penderita asma di Indonesia sebanyak sekitar 4,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta lebih.

PDPI mendorong para pemimpin kesehatan untuk memastikan ketersediaan dan kemudahan akses ke obat-obatan yang efektif dan terjamin kualitasnya.

“PDPI juga meningkatkan dan memperkuat hubungan dengan pembuat kebijakan lokal serta nasional dan berkomitmen untuk memastikan rekomendasi khusus bagi keselamatan pasien serta kemudahan akses dan ketersediaan obat-obatan inhaler yang sangat penting dalam tatalaksana asma selain edukasi dan faktor lingkungan,” ujar dokter spesialis paru dan pernapasan konsultan asma dan penyakit paru obstrukif kronik Budhi Antariksa.

Dalam mengikuti tema internasional, PDPI mempromosikan pengembangan dan implementasi program manajemen yang efektif di semua lini pelayanan dan sumber daya untuk mencapai suatu kualitas hidup yang didambakan, baik bagi pasien maupun lingkungan sekitar pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement