REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi adanya dua kasus Covid-19 Indonesia yang disebabkan oleh varian terbaru dari virus penyebab Covid-19, yaitu XBB.1.15 alias arcturus. Varian turunan omicron ini menyebabkan telah menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di India.
Varian arcturus pertama kali terdeteksi di India pada Januari 2023. Menurut para peneliti, varian terbaru SARS-CoV-2 ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyebar antarmanusia dan menghindari proteksi imun tubuh yang terbentuk oleh vaksinasi atau infeksi alami.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Jepang, varian arcturus tampak 1,2 kali lebih menular dibandingkan varian kraken. Padahal, varian kraken sebelumnya dijuluki sebagai strain yang super menular.
Studi laboratorium menunjukkan adanya peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas. Namun, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya perburukan tingkat keparahan Covid-19 akibat varian arcturus.
"Kami belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau pada populasi," ujar Covid Technical Lead Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Maria Van kerkhove, seperti dilansir The Sun, Ahad (16/4/2023).
Saat ini, varian arcturus telah terdeteksi di 21 negara dunia, termasuk Inggris dan Eropa. Per 13 April, Kementerian Kesehatan India mengungkapkan bahwa total kasus Covid-19 aktif mencapai 44.998 kasus, 4.783 kasus lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya.
Studi pendahuluan menemukan bahwa vaksinasi dan pemberian booster masih memberikan semacam perlindungan. Meski dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi, varian arcturus tampak tak memunculkan gejala berat.