Sabtu 15 Apr 2023 19:44 WIB

Kebiasaan Sehari-hari yang Buruk Bagi Otak, Hentikan Sekarang Juga

Seiring bertambahnya usia, beberapa bagian otak akan menyusut.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Otak manusia (ilustrasi). Setidaknya ada lima kebiasaan harian yang buruk bagi otak.
Foto: www.freepik.com.
Otak manusia (ilustrasi). Setidaknya ada lima kebiasaan harian yang buruk bagi otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organ paling rumit di tubuh adalah otak. National Institute of Neurological Disorders and Stroke mengungkapkan fakta menarik bahwa organ yang beratnya hamir 1,5 kilogram ini menentukan kinerja semua indra, gerakan, bahkan bagaimana perilaku seseorang.

Dilansir laman Eat This Not That, Jumat (14/4/2023), kesehatan otak begitu penting seiring bertambahnya usia. Otak yang tajam membuat seseorang mandiri lebih lama saat memasuki babak baru kehidupan. Seiring bertambahnya usia, beberapa bagian otak akan menyusut, aliran darah dapat berkurang, dan beberapa sel saraf mungkin tidak bekerja secara efisien.

Baca Juga

Semua ini dapat menyebabkan kesulitan mengingat hal-hal seperti nama atau tempat, dan juga sulit fokus. Pakar medis dr Mike Bohl memaparkan lima kebiasaan harian yang buruk bagi otak.

“Ini mungkin terdengar klasik, tetapi jika menyangkut kesehatan otak, tidak ada pengganti yang lebih baik dari diet sehat, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi stres,” kata dia.

Berikut penjelasannya:

1. Tidak cukup tidur

Sangat penting untuk memiliki tidur yang cukup. Tidur berkualitas mampu mengisi ulamg dan memulihkan pikiran.

“Orang dewasa tua cenderung membutuhkan tidur lebih sedikit dibandingkan orang dewasa muda (tujuh hingga delapan jam, bukan tujuh hingga sembilan jam), tetapi itu sama pentingnya,” kata dr Bohl.

Jika tidak mendapatkan cukup istirahat, seseorang mungkin akan menjadi pelupa, mudah tersinggung, depresi, atau sering jatuh. Itulah mengapa penting untuk mengikuti jadwal tidur yang konsisten dan mencoba untuk tidak tidur siang. Tidak menggunakan gadget di kamar tidur, menjaga ruang tidur pada suhu yang tepat, dan menghindari kafein pada sore hari juga dapat meningkatkan kualitas tidur yang baik.

2. Tidak bersosialisasi

Mempertahankan lingkaran sosial yang baik ternyata sangat penting untuk kesehatan otak. “Anda bisa bersosialisasi secara langsung seperti berjalan-jalan dengan teman, atau bersosialisasi dengan cara lain, seperti bercakap-cakap dengan anggota keluarga di telepon,” kata dr Bohl.

Menurut komunitas lansia Asbury, jika ingin tetap sehat hingga usia lanjut, bersosialisasilah. Itu adalah kebutuhan. Membangun jaringan pertemanan dan terlibat dalam aktivitas kelompok mirip dengan melatih otak. Bersosialisasi membuat otak tajam dan meningkatkan fungsi kognitif.

3. Minum alkohol

Salah satu kebiasaan buruk bagi otak adalah mengonsumsi alkohol. Otak dapat dikompromikan dengan minum terlalu banyak bir, anggur, atau koktail. Minum alkohol dapat mempersulit area otak yang bertanggung jawab atas ingatan, keseimbangan, dan ucapan, untuk melakukan pekerjaan otak secara efektif. Ini dapat meningkatkan risiko menderita cedera atau risiko kesehatan lainnya.

4. Tidak banyak bergerak

Sederhananya, gaya hidup tidak aktif tidak baik untuk kesehatan secara keseluruhan dan kesehatan otak.

5. Tidak efisien

Stres yang terus-menerus dan penyakit medis lainnya dapat berdampak negatif pada otak. Menurut Premier Neurology Center, berada dalam keadaan stres yang konstan akan secara teratur mengaktifkan pusat rasa takut di otak. Tingkat kortisol akan meningkat secara teratur, yang dapat menyebabkan masalah lain dengan tidur, pencernaan, dan sistem kekebalan.

Stres sebenarnya dapat mengubah struktur otak, membunuh sel-sel baru di otak, dan membuat berisiko lebih besar menderita penyakit mental. Itulah mengapa sangat penting untuk meminum obat yang diresepkan dan juga untuk mendiskusikan masalah kesehatan mental dengan dokter.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement