REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organ vital vagina merupakan bagian tubuh yang dapat berdampak signifikan tidak hanya pada kesehatan seksual, tetapi juga kebugaran tubuh secara umum. Kurangnya informasi terkait organisasi reproduksi tersebut bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Untuk itu, sudah semestinya para wanita mengetahui fakta-fakta tentang kesehatan vagina dan memperhatikan kebersihan pakaian dalam. Konsultan, dokter kandungan, dan ginekolog, Motherhood Hospitals, Bengaluru, India, dr Swetha, berbagi informasi yang membantu memahami vagina dengan lebih baik. Sesekali, setiap wanita memiliki noda di celana dalamnya, misalnya keputihan, bercak, dan hal lainnya.
Dilansir laman Health Shots pada Kamis (13/4/2023), berikut tiga hal yang mungkin Anda temukan di celana dalam:
1. Keputihan
Setiap wanita mengalami jumlah dan jenis keputihan yang bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Berikut adalah berbagai jenis cairan yang mungkin Anda temukan di pakaian dalam:
-Keputihan telur: Ini menunjukkan ovulasi, periode yang memungkinkan sperma melakukan perjalanan melalui serviks untuk pembuahan sel telur.
-Cairan putih susu kental: Cairan kental membantu menjaga jaringan vagina tetap sehat dan bertindak sebagai pelumas alami dengan meminimalkan gesekan saat berhubungan seks. Bentuk keputihan ini sangat umum terjadi, kecuali jika keputihan disertai dengan tekstur atau bau tertentu.
-Keputihan berdarah merah atau cokelat: Bentuk keputihan ini biasa terjadi selama siklus menstruasi dan berkisar dari merah ceri di awal hingga coklat berkarat di akhir. Wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur atau bercak juga dapat mengalami bentuk keputihan ini.
-Keputihan kuning pucat hingga hijau neon: Keputihan ini adalah fenomena umum yang mungkin menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti trikomoniasis, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit di mana wanita mengalami keputihan berbau busuk, gatal pada alat kelamin, dan buang air kecil yang menyakitkan.
-Kotoran berwarna merah muda hingga merah tua: Kotoran ini biasanya menunjukkan bahwa ada semacam pendarahan yang terjadi. Jika ini terjadi sesaat sebelum atau sesudah haid, kemungkinan besar karena pendarahan dini atau darah lama yang keluar. Penyebab lain yang mungkin disebabkan masalah kesehatan, seperti polip serviks yang merupakan pertumbuhan non-kanker di serviks atau iritasi akibat infeksi.
-Keputihan berwarna abu-abu: Bentuk keputihan ini menunjukkan tanda bakterial vaginosis (BV) yang melibatkan pertumbuhan berlebih dari bakteri.
2. Bercak
Bercak adalah kondisi yang sangat umum di kalangan wanita menstruasi. Ini adalah pendarahan vagina yang bukan karena periode bulanan wanita.
Anda mungkin melihatnya di pakaian dalam atau di tisu toilet setelah menggunakan kamar kecil. Jika Anda membutuhkan perlindungan, Anda cukup menggunakan panty liner dan bukan pembalut atau tampon. Ada beberapa penyebab flek seperti Anda mungkin sedang hamil, mengonsumsi pil KB, dalam tahap perimenopause, infeksi menular seksual.
3. Basah
Karena vagina adalah organ pembersih diri yang melumasi dirinya sendiri secara teratur, Anda mungkin merasa agak basah di sana. Bahkan saat cuaca panas, kondisi vagina basah lebih sering terjadi. Keringat dan kelenjar minyak yang membuat vagina Anda tetap lembap. Selain itu, dirangsang secara seksual dapat menyebabkan peningkatan lendir serviks yang encer, yang berfungsi sebagai pelumas untuk meningkatkan kenikmatan dan kenyamanan saat berhubungan seksual.