Senin 24 Apr 2023 09:58 WIB

Bermasalah Tidur? Hati-hati Bisa Picu Asma

Pola tidur yang sehat mencerminkan risiko asma yang lebih rendah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Orang yang kerap mengalami gangguan tidur bisa berisiko penyakit asma (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Orang yang kerap mengalami gangguan tidur bisa berisiko penyakit asma (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kebiasaan tidur yang buruk dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, gangguan kardiovaskular, disfungsi kognitif, dan hipertensi. Sekarang, sebuah penelitian besar menunjukkan bahwa kebiasaan tidur yang buruk juga meningkatkan risiko asma.

Temuan menunjukkan hubungan "dua arah" antara tidur dan asma, yang mengaitkan masalah tidur bisa menjadi tanda kemungkinan diagnosis asma baru.

Baca Juga

“Pola tidur yang sehat mencerminkan risiko asma yang lebih rendah pada populasi orang dewasa dan dapat bermanfaat untuk pencegahan asma terlepas dari kondisi genetiknya,” tulis penulis studi, dari Shandong University in China, dalam journal BMJ Open Respiratory Research.

Deteksi dini dan penanganan gangguan tidur dapat bermanfaat untuk mengurangi kejadian asma. Studi selama satu dekade itu menunjukan bahwa pola tidur yang buruk dapat meningkatkan kerentanan genetik terhadap asma dan berpotensi menggandakan risiko didiagnosis dengan penyakit inflamasi.

Para peneliti menemukan bahwa kebiasaan tidur yang sehat secara signifikan mengurangi kemungkinan hal itu terjadi. Tim dari Universitas menggunakan data dari studi Biobank Inggris untuk memeriksa 455.405 orang berusia 38 hingga 73 tahun.

Mereka mengembangkan model risiko dan sifat tidur dan mengikuti peserta selama lebih dari satu dekade. Pada awal penelitian, peserta ditanya tentang pola tidur mereka, berapa lama tidur, apakah mendengkur, mengalami insomnia, dan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

Studi tersebut menggambarkan pola tidur yang sehat sebagai orang yang lebih bangun pagi, tidur selama tujuh hingga sembilan jam semalam, tidak pernah mengalami insomnia atau jarang mengalaminya, tidak mendengkur dan tidak sering mengantuk di siang hari.

Sesuai penelitian, sekitar satu dari tiga ditemukan memiliki risiko genetik tinggi terkena asma, sepertiga memiliki risiko sedang dan sepertiga lainnya memiliki risiko rendah.

Dr Vivek Anand Padegal, Direktur Pulmonologi, Rumah Sakit Fortis, Jalan Bannerghatta mengatakan, pentingnya tidur nyenyak tidak dapat dilebih-lebihkan karena kualitas tidur buruk telah dikaitkan dengan peningkatan risiko asma. Hal itu karena potensinya untuk memicu peradangan dan disfungsi sistem kekebalan tubuh, dapat memperburuk kondisi tersebut.

Dr SK Chhabra, HOD, Pulmonary, Sleep and Critical Care Medicine, Primus Super Speciality Hospital mengatakan kurang tidur dapat meningkatkan risiko asma melalui beberapa mekanisme. Salah satunya dapat menyebabkan peradangan di saluran udara, yang dapat memicu gejala asma seperti mengi dan batuk.

“Selain itu, kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terhadap infeksi pernapasan yang dapat memperparah gejala asma,” ujar dia, seperti dikutip dari Indian Express.

Pakar menambahkan bahwa kurang tidur juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang semakin memperburuk gejala asma. Terakhir, saat tidur, tubuh mengalami perubahan fisiologis yang penting, termasuk perubahan pola pernapasan dan pelepasan hormon tertentu, yang dapat berdampak pada pengendalian asma.

Ahli paru juga menekankan hubungan dua arah yang erat antara tidur dan gangguan paru-paru. Tidur yang terganggu dapat memperburuk kondisi pernapasan yang ada seperti PPOK dan asma. “Sementara masalah pernapasan yang tidak diobati dapat menyebabkan sleep apnea dan gangguan tidur lainnya,” kata Dr Padegal.

Dr Chhabra menjelaskan bahwa ini karena paru-paru paling aktif selama tidur. Selama tidur, paru-paru bekerja untuk mengeluarkan karbon dioksida dan mengambil oksigen, yang sangat penting untuk fungsi vital tubuh.

Apnea tidur, gangguan tidur yang umum, sangat relevan dengan kesehatan paru-paru karena menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur. Itu dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan memperburuk fungsi paru-paru. Untuk memperbaiki kebiasaan tidur guna membantu mengurangi risiko asma, para ahli menyarankan langkah-langkah berikut:

 

* Tetapkan jadwal tidur yang teratur

 

* Hindari kafein dan alkohol sebelum tidur

 

* Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman

 

* Cari perawatan medis jika terjadi gangguan tidur

 

* Pertahankan kontrol yang baik jika Anda menderita asma

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement