Senin 10 Apr 2023 18:42 WIB

Meski Sudah Divaksinasi, Subvarian Arcturus Tetap Harus Diwaspadai, Ini Penyebabnya

Subvarian Arcturus mampu menembus herd immunity India.

Subvarian Arcturus (ilustrasi). Masyarakat diminta waspadai subvarian baru Arcturus meskipun sudah divaksinasi Covid-19.
Foto: MgIT03
Subvarian Arcturus (ilustrasi). Masyarakat diminta waspadai subvarian baru Arcturus meskipun sudah divaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diminta mewaspadai Covid-19 subvarian Arcturus meskipun sudah divaksinasi. Epidemiolog dr Dicky Budiman mengatakan, subvarian ini lebih efektif.

Dicky mengatakan, subvarian XBB.1.16 (nama resmi subvarian Arcturus) merupakan turunan dari subvarian Omicron, namun subvarian ini lebih efektif karena terdapat mutasi spike protein yang menyebabkan virus lebih mudah menerobos masuk ke dalam sistem imun tubuh manusia. Sebelumnya, di India terdapat lonjakan kasus Covid-19 yang diakibatkan oleh infeksi subvarian Arcturus sebanyak 6.155 kasus baru dalam 24 jam dengan jumlah total kasus aktif sebanyak 31.194 kasus per Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga

Dia juga mengatakan, kondisi India hampir mirip dengan Indonesia di mana banyak masyarakat hidup di pemukiman padat penduduk yang tercampur antara masyarakat yang sudah dan belum divaksinasi. "Kalau begitu kan ada herd immunity (kekebalan kelompok), tapi kok masih bisa tembus dan mengakibatkan banyak kematian? Ini kan harus dicurigai," kata peneliti di Universitas Griffith, Australia, tersebut.

Dia mengatakan, masyarakat harus mencurigai subvarian Arcturus apakah subvarian tersebut begitu efektif sehingga mampu menembus herd immunity masyarakat India ataupun terdapat pemicu lain seperti kualitas udara dan sanitasi yang buruk serta penyakit komorbid yang ada di India. Sejauh ini terdapat isu yang mengatakan subvarian Arcturus memiliki kekebalan tertentu terhadap beberapa jenis vaksin. Namun isu tersebut ditepis oleh dr Dicky karena belum ada penelitian lebih lanjut.

 

Setidaknya tercatat 22 negara yang melaporkan kepada WHO yang melaporkan adanya infeksi Covid-19 subvarian Arcturus termasuk di antaranya Singapura dan Malaysia sebagai negara tetangga Indonesia. "Bukan berarti Indonesia bebas, masalah klasiknya kan ada pada lemahnya pendeteksian. Bedanya sekarang herd immunity masyarakat Indonesia sudah membaik," kata dr Dicky.

Dicky mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan meski PPKM telah dicabut. Namun protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, serta tidak berkerumun juga harus menjadi perilaku baru bagi masyarakat. Vaksinasi juga akan meringankan dari risiko subvarian Arcturus. "Meskipun tidak sepenuhnya membuat kebal, setidaknya bisa menghindarkan dari resiko kematian" kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement